Bisnis.com, TANGERANG—Pungutan liar (pungli) dinyatakan sebagai masalah terbesar dalam penyelenggaraan pendidikan di Tangerang Selatan.
Hal tersebut diperoleh dari hasil studi Sekolah Anti Korupsi (Sakti) yang diinisiasi Tangerang Public Transparency Watch (Truth) dan Indonesia Corruption Watch (ICW). Penelitian dilakukan secara acak terhadap 20 Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Jupry Nugroho dari Sakti Tangerang menyatakan ada 98% pungutan liar dalam berbagai aktivitas belajar dan mengajar di sekolah di berbagai wilayah Tangerang Selatan.
“Pungli ini ada dalam pembelian buku, seragam, dan pengambilan rapot,” ucapnya melalui data resmi yang diterima Bisnis, Senin (7/12/2015).
Selain itu, pungutan liar juga beredar dalam kegiatan pengadaan uang komputer, study tour, uang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), ekstrakulikuler, dan gedung sekolah.
Jupry menyatakan kondisi tersebut menunukkan penyelenggaran pendidikan di Kota Tangerang Selatan belumlah bebas biaya alias gratis.
Selain pungli masalah lain yang membelit adalah penyediaan fasilitas pendidikan. “Sebagai contoh perpustakaan dan toilet,” ujar Jupry.
Sakti Tangerang melansir 60% fasilitas perpustakaan sekolah dasar negeri dalam keadaan buruk. Kondisi yang sama berlaku untuk 90% toilet SDN di Tangsel.
Sektor pendidikan, imbuh Jupry, hanya salah satu dari empat obyek penelitian yang menyangkut pelayanan dasar di Tangerang Sealtan. Obyek lain yang turut disoroti adalah kesehatan, infrastruktur jalan, serta pelayanan di tujuh kecamatan.