Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI membatalkan proyek pembangunan enam ruas tol dalam kota DKI Jakarta dan berencana menjadikan enam ruas tersebut sebagai jalan layang arteri.
"Kami sudah mengirimkan surat kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [Kemen PU-PR] terkait pembatalan enam ruas tol dalam kota," ujarnya di Balai Kota DKI, Selasa (16/2/2016).
Jika sebelumnya Ahok terkesan "getol" membangun enam ruas tol dalam kota, kini Mantan Bupati Belitung Timur tersebut justru mengubah pikirannya secara seketika.
"Saya merasa DKI Jakarta tak butuh jalan tol. Selain itu, biaya yang dikeluarkan lebih murah. Total investasi yang digelontorkan untuk membangun enam ruas tol dalam kota mencapai Rp42 triliun," lanjutnya.
Selain itu, dia mengatakan pemerintah tak akan mengubah trase-trase yang sudah ditetapkan untuk pembangunan enam ruas tol dalam kota. "Kami tetap pakai ruas yang sama. Tipe jalannya saja yang diubah dari jalan tol menjadi layang arteri," jelasnya.
Proyek enam ruas tol dalam kota sepanjang 69,77 km ini dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama meliputi ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 km dengan nilai investasi Rp9,76 triliun dan Koridor Sunter-Pulogebang sepanjang 9,44 km dengan total investasi Rp7,37 triliun.
Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 km dengan nilai investasi Rp5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 km senilai Rp6,95 triliun.
Tahap ketiga ialah Koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 km dengan nilai investasi Rp4,25 triliun. Tahap keempat, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 km yang menelan investasi Rp5,71 triliun.