Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan pengalihan proyek enam ruas tol dalam kota menjadi jalan layang arteri bukan merupakan solusi mengurai kemacetan di DKI Jakarta.
Pasalnya, tidak ada perbedaan signifikan antara tol dan jalan layang arteri. "[Pembangunan jalan layang arteri non-tol] tidak akan mengurai kemacetan di Jabodetabek secara signifikan," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/2/2016).
Dia menuturkan selama ini 33% dari penghasilan warga Jabodetabek per bulan dihabiskan untuk belanja transportasi. Karena itu, pemerintah sebaiknya memperbaiki sarana dan prasarana transportasi umum ketimbang menambah jalan baru. "Kalau ada jalan arteri baru malah menarik orang untuk mengendarai mobil pribadi," imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membatalkan proyek enam ruas tol dalam kota dan mengubahnya menjadi jalan layang arteri. Alasannya tak lain lantaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) lambat membebaskan lahan untuk proyek enam ruas tol dalam kota.