Bisnis.com, DEPOK- Jepang menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kota Depok dalam menanggulangi persoalan sampah melalui konsep Depok Recycle Center.
Katsuya Tokurei, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Osaki Jepang mengatakan konsep Depok Recycle Center (DRC) tersebut diharapkan bakal meminimalisasi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
"Nantinya sampah warga yang dibuang ke TPA Cipayung Depok tinggal 10% karena sisanya bakal didaur ulang dan menghasilkan pemasukan bagi daerah," ujarnya pada Bisnis di Balaikota Depok, Kamis (24/3/2016).
Katsuya mengklaim konsep recycle center telah digunakan hampir 90% oleh seluruh pemerintahan di kota Jepang. Dengan begitu, pihaknya merasa perlu mengampanyekan konsep tersebut lantaran telah berhasil menekan volume sampah.
Dia menjelaskan Depok Recycle Center membutuhkan lahan sekitar 3.800 meter persegi untuk pembangunan tempat penyimpanan mesin dan peralatan teknis lainnya.
"Nantinya semua sampah anorganik yang telah dipilih akan didaur ulang yang di-press dengan mesin kemudian hasilnya dijual dan masuk ke kas Pemerintah Daerah," paparnya.
Menurutnya, prinsip utama penerapan konsep Depok Recycle Center adalah pemilahan sampah di tingkat rumah tangga mulai dari sampah plastik, kaleng, kertas, botol kaca, styrofoam, alumunium dan lainnya.
Sebab, kata dia, kunci keberhasilan penerapan konsep tersebut terdapat pada pemilahan di tingkat pertama sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Jika pemilahan sampah telah berhasil, lanjutnya, maka sampah yang diangkut ke Recylce Center akan semakin banyak.
Katsuya meyakini penerapan Depok Recycle Center akan meningkatkan perekonomian daerah, membuka peluang tenaga kerja dan menghasilkan pendapatan bagi pemerintah.
"Jadi selain bakal membuat Depok bersih dan mengurangi volume sampah, konsep ini juga bakal berdampak bagi perekonomian," ujarnya.
Dia menuturkan kerja sama tersebut merupakan kali kedua dalam program Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia. Kerja sama tersebut menjadikan Depok sebagai proyek percontohan.
Pada tahap pertama program JICA dengan Pemkot Depok, Pemerintah Osaki Jepang selaku penggagas konsep recycle center telah memberikan pelatihan terhadap perwakilan Depok ihwal penanggulangan sampah di kota tersebut.
Adapun, investasi untuk penanggulangan sampah di Depok tersebut mencapai Rp10 miliar melalui hibah yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan JICA.
“Jika Depok berhasil dalam menerapkan konsep ini, kami akan terapkan juga di kota-kota lainnya di Indonesia,” paparnya.
Dia menambahkan, untuk sementara, jika Depok setuju, pihaknya akan menguji coba membangun satu unit DRC dengan proyek percontohan menampung sampah dari 150.000 kepala keluarga di Depok.
“Asumsinya, Depok ini jumlah penduduknya sekitar 2 juta. Jika satu unit DRC berhasil, nanti dibangun lagi beberapa unit untuk menampung sampah dari 2 juta penduduk di Depok,” ujarnya.