Bisnis.com, TANGSEL-Pemerintah Kota Tangerang Selatan mendorong budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan perusahaan mengingat kecelakaan kerja di wilayahnya selama 2015 mencapai 345 kasus dengan korban meninggal 13 orang.
Angka kecelakaan kerja berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Tangsel tersebut relatif rendah dibandingkan dengan beberapa daerah lain yang marupakan daerah industri.
Tua Purba, Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Tangsel, mengatakan angka kecelakaan didominasi kecelakaan lalu lintas di jalan dan bukan di tempat kerja.
“Kesadaran keselamatan kerja di Kota Tangsel sudah bagus, dan angka kecelakaan kerja itu bukan di tempat kerja tetapi terjadi saat di jalan,” katanya dalam situr resminya, Senin (4/4/2016).
Menurutnya, faktor kelelahan dan beberapa orang akibat menggunakan handphone saat mengendari kendaraan menjadi contoh penyebab hingga 80% kecelakaan kerja yang terjadi di jalan dan bukan di tempat kerja.
Dia menjelaskan Kota Tangsel bukan daerah industri dan jumlah perusahaan yang ada kurang dari 100 perusahaan yang sebagian besar bergerak di bidang perdagangan dan jasa sehingga resiko kerjanya relatif kecil.
Sementara itu Sekretaris Dinsosnakertrans Kota Tangsel, E. Wiwi Martawijaya, mengatakan setiap perusahaan di daerahnya terus didorong untuk meningkatkan kesadaran membudayakan K3, dengan mewajibkan mendaftarkan karyawannya dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami dorong terus perusahaan agar menjadi peserta BPJS untuk memberi perlindungan kepada pegawainya. Meskipun angka kecelakaan yang ditemukan di lokasi kerja tergolong rendah, namun kecelakaan kerja pada saat di jalan terbilang tinggi,” ujarnya.