Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mendorong manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) untuk melakukan penataan ulang dan rebranding agar citra Ancol menjadi lebih kekinian dan relevan dengan generasi muda saat ini.
Dalam sambutannya saat meresmikan halte Transjakarta rute Ancol–Blok M di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (26/7/2025), Pramono mengungkapkan keprihatinannya terhadap citra lama Ancol yang belum mengalami banyak perubahan.
"Karena tadi kebetulan saya pergi dengan anak saya dan menantu saya, kemudian saya tanya sama mereka, kapan kamu ke Ancol terakhir kali? Waktu SMA. Jadi, kebayang dan saya akan membuat dan meminta kepada manajemen Ancol untuk me-'rebranding' wajah Ancol agar lebih kekinian," katanya dikutip dari Antara.
Pramono meyakini bahwa pembaruan citra Ancol akan mengubah persepsi publik, khususnya warga Jakarta, terhadap destinasi wisata ikonik tersebut.
"Sehingga dengan begitu, saya meyakini mudah-mudahan wajah Ancol akan semakin berubah, jangan kayak orang tua," katanya.
Ia menambahkan bahwa kehadiran halte Transjakarta di dalam kawasan Ancol dapat menjadi pendorong meningkatnya minat masyarakat untuk berkunjung.
Baca Juga
Langkah rebranding sejatinya bukan hal baru bagi Ancol. Berdasarkan catatan, perusahaan pengelola Taman Impian Jaya Ancol itu sempat meluncurkan identitas merek dan logo baru pada 22 Juli 2022 bertepatan dengan ulang tahun ke-30 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Logo lama yang penuh warna dan mengusung simbol lumba-lumba diganti dengan huruf “A” berwarna biru laut. Slogan baru “Masuki Ruang Keajaiban” atau Enter The Heaven of Wonder juga diperkenalkan untuk memperkuat citra Ancol sebagai destinasi wisata keluarga yang modern dan inklusif pasca-pandemi.
Secara historis, kawasan Ancol mulai dikembangkan sejak 1965 atas perintah Presiden Soekarno kepada Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soemarno Sosroatmodjo.
Pembangunan berlanjut di era Gubernur Ali Sadikin melalui Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang kemudian menjadi cikal bakal PT Pembangunan Jaya.
Transformasi Ancol terus berlanjut hingga menjadi perusahaan terbuka pada 2 Juli 2004, dengan komposisi saham dikuasai oleh Pemprov DKI Jakarta (72%), PT Pembangunan Jaya (18%), dan publik (10%).