Bisnis.com, TANGSEL - Sejumlah pengemudi angkutan kota di wilayah Tangerang Selatan enggan menurunkan tarif kendati harga bahan bakar minyak (BBM) premium turun menjadi Rp6.450 per liter mulai 1 April 2016.
Sutarman, pengemudi angkot S10 rute Ciputat-Bintaro, mengatakan sebagian besar pengemudi sepakat tidak menurunkan tarif karena penurunan harga BBM sebesar Rp500 per liter tidak banyak berpengaruh bagi pendapatannya.
“Pendapatan kami tidak meningkat dengan turunnya harga premium menjadi Rp6.450 karena sekarang ini penumpang sepi, banyak orang pakai sepeda motor,” katanya, Selasa (5/4/2016).
Menurutnya, para pengemudi bersyukur penumpang bisa memaklumi atas tarif yang tidak turun, tetap berada pada rentang tarif jarak terdekat dan jarak terjauh antara Rp3.000-Rp5.000 per orang.
Dia menjelaskan, kondisi yang dihadapi para awak angkot selain penumpang yang sepi, juga harga suku cadang yang cenderung lebih tinggi dan tidak pernah turun seiring dengan turunnya harga BBM.
Apalagi, lanjutnya, setoran pengemudi kepada pemilik mobil juga belum turun, masih Rp110.000 per hari untuk mobil yang kondisinya realatif baru dan setoran untuk mobil yang lama sebesar Rp90.000 per hari.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan harga premium per 1 April 2016 turun dari Rp6.950 per liter menjadi Rp6.450 per liter dan harga solar dari Rp5.650 per liter turun menjadi Rp5.150 per liter.
Jajang, pengemudi angkot D-18 rute Ciputat-Ciledug, mengatakan hampir semua angkot tarifnya sampai sekarang belum turun, termasuk armada yang dikemudikannya masih Rp3.000 untuk jarak terdekat dan jarak terjauh Rp6.000.
“Semua angkot beluma ada yang menurunkan tarifnya, masih seperti sebelum ada penurunan harga premium,” ujarnya.
Menurutnya, para pengemudi tetap menunggu keputusan pengurus Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Tangsel dan Pemkot Tangsel setempat terkait penyesuaian tarif dengan penaikan harga BBM.