Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah mulai melakukan perencanaan dan insisiasi terhadap pembangunan Transit Oriented Development (TOD) kepada pihak swasta yang akan mendukung pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) tahun ini
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Pemprov DKI Jakarta Tuty Kusumawati mengatakan pelaksanaan rancangan itu akan dimulai dengan penataan pedestrian untuk wilayah Dukuh Atas
“Penataan pedestrianisasi yang akan terkai dengan TOD tahun ini mulai di inisiasi. Terutama yang kita dorong dukuh atas , itu nanti pusat perekonomian, perkantoran,” katanya akhir pekan ini
Tuty menjelaskan kehadiran TOD ini merupakan pengembangan kawasan sekitar proyek MRT yang akan menjadi integrasi dan perpaduan antar moda transportasi yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Tuty rencana pendanaan untuk inisiasi ini akan menggunakan kompensasi dari kelebihan koefisien lantai bangunan (KLB) yang diberikan pihak swasta pemilik gedung di sekitar wilayah pengerjaan proyek MRT.
“ Sementara ini begitu, bergantung pemilik gedung yang meminta kelebihan KLB,” imbuhnya
Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami mengungkapkan pihaknya telah memiliki ide rancangan untuk menghubungkan empat kuadaran dalam TOD ini melaluiskywalk. Empat kuadran ini menjadi titik transportasi massal yang bertemu di Dukuh Atas.
Saat ini, di Dukuh Atas sudah ada Stasiun KRL Sudirman.Nantinya, akan ada stasiun bandara yang saat ini sedang dikerjakan Kementerian Perhubungan dengan PT Kereta Api Indonesia (persero).
"Saat ini kami berproses membuat rancangan induk (masterplan)-nya, menunjuk konsultan, bagaimana membuat Dukuh Atas menjadi lebih bagus," jelasnya
Menurut catatan dinas Tata Ruang DKI dan PT MRT Jakarta sepakat mengembangkan lima stasiun dari 12 stasiun kereta bawah tanah sesuai konsep pengembangan berorientasi transit [transit oriented devetopment/TOD) utama dalam pembangunan mass rapid transit (MRT) tahap pertama rute LebakBulus-Dukuh Atas.
Kelima kawasan yang akan dijadikan TOD maksimum itu adalah Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Blok M, dan Dukuh Atas.
Tiga stasiun lainnya yakni Senayan, Istora, dan Bendungan Hilir akan dikembangkan dengan pola TOD atau konsep pengembangan medium, sementara empat stasiun sisanya yakni Haji Nawi, Blok A, Sisingamangaraja dan Setiabudi akan dikembangkan dengan konsep TOD minimum.
Pembangunan ini sebagaimana telah diatur diatur pada Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2008 dimana ruang lingkup PT MRT Jakarta juga memiliki peran dalam mengembangkan dan mengelola properti/bisnis baik di stasiun maupun kawasan sekitarnya.