Bisnis.com, DEPOK- Beberapa sekolah negeri di Kota Depok menerima ancaman dan intimidasi dari sejumlah oknum tak bertanggungjawab ihwal praktik siswa titipan.
Humas SMAN 2 Kota Depok Haryanto menuturkan hampir setiap hari oknum-oknum dari berbagai lembaga dan instansi mendatangi sekolahnya untuk menitipkan siswa.
"Ya, hampir setiap hari kami didatangi LSM, wartawan hingga perwakilan dewan agar kami mau menerima siswa yang mereka titipkan. Mereka datang sambil mengancam," ujarnya pada Bisnis.com, Rabu (3/7/2016).
Dia memaparkan pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Depok sudah selesai, tetapi masih banyak oknum yang datang untuk dimasukan siswa titipan.
Namun, kata dia, pihaknya hingga saat ini masih mempertahankan kuota sesuai kesepakatan yang ditandatangani dalam pakta integritas beberapa waktu lalu yakni 9 rombongan belajar untuk masing-masing 40 kursi siswa per kelas.
"Kami sejauh ini masih 9 kelas dan masing-masing kelas 40 orang. Bisa dicek kok. Tapi ya itu, hampir setiap hari LSM dan wartawan datang meminta kursi siswa untuk dititip," paparnya.
Menurut Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Depok tentang petunjuk teknis PPDB 2016, kuota calon peserta didik untuk jalur akademik 75% dari daya tampung terdiri dari kuota bagi warga Depok 69%, luar kota Depok 5% dan luar Depok tetapi beda provinsi 1%.
Adapun, untuk jalur non akademik kuotanya sebesar 25% dari daya tampung, terdiri dari 15% afirmasi dan 10% dari jalur prestasi. "Kami berharap kisruh PPDB ini tak ada lagi tahun depan. Karena kami capek didesak dan diancam terus," paparnya.
Tak hanya SMAN 2 yang menerima ancaman, SMAN 3 Depok juga mengalami hal serupa. Ancaman dan intimidasi hampir tiap hari datang dari para oknum. Hingga akhirnya sekolah tersebut menambah kuota kelas bagi siswa baru.
"Karena terus mengalami desakan, kami akhirnya menambah kuota dua siswa. Ini sudah koordinasi dengan kepala sekolah," ujar Humas SMAN 3, Prapanca Adi.