Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal memastikan bahwa penambahan fasilitas sarana dan prasarana lift maupun eskalator pada halte koridor 13 Trunojoyo-CSW akan menggunakan skema pembiayaan corporate social responsibility (CSR ).
“Kita lagi berupaya menggandeng pengembang atau Transjakarta, itu harus ditempatkan di luar ruang di Kavling-kavling itu, kita lagi berusaha,” kata Yusmada di Balai Kota DKI, Kamis (12/1/2017).
Dia mengaku skema pembiayaan dengan CSR tersebut sangat dimungkinkan. Saat ini pihaknya mengaku telah melakukan pembahasan lebih lanjut. Yusmada mengatakan untuk untuk di kawasan Ciledug berupaya untuk kerjasama dengan Carefour.
“Masih ada waktu, strukturnya kita harapkan Februari selesai, sambil kita sudah siap kan untuk lift dan eskalator,” katanya.
Menurutnya, satu-satunya solusi yang bisa dilaksanakan adalah membangun lift dan eskalator di lokasi tersebut. Lantaran mengejar waktu operasional yang ditargetkan pada Juni 2017, Yusmada mengaku tak mengkin menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2017. Selain harus melalui proses biroktrasi yang rumit, dia pun tak ingin mengulang kesalahan pengelolaan lift koridor 1 Transjakarta, yakni halte Tosari dan Sarinah. Fasilitas lift di dua halte tersebut saat ini terbengkalai.
"Kami akan pikirkan penyediaan lift dan ekslator, bukan cuma di Trunojoyo-CSW saja, tetapi seluruh halte. Persoalan pengadaan bisa ditempuh dengan kerja sama pengembang atau CSR [corporate social responsibility]," jelasnya.
Dia menuturkan saat ini perusahaan yang sudah setuju, yakni PT Bangun Mustika. Menurutnya, pengelola ITC Cipulir tersebut berkomitmen untuk membangun lift dan ekslator di halte Cipulir, Jakarta Selatan.
Yusmada menuturkan akan membahas pola kerja sama tersebut dengan PT Transjakarta. Pasalnya, BUMD DKI yang bergerak di sektor transportasi tersebut yang bertanggung jawab sebagai operator tunggal JLNT Ciledug-Tendean.