Bisnis.com, JAKARTA--Pemprov DKI fokus menggarap program normalisasi di tiga sungai guna mengurangi potensi banjir di wilayah Ibu Kota.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Teguh Hendrawan mengatakan pihaknya akan bersinergi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) untuk memaksimalkan normalisasi hingga akhir 2017.
"Kami fokus menggarap normalisasi di tiga sungai, yaitu kali Ciliwung, Sunter, dan Pesanggrahan hingga akhir 2017," katanya di Balai Kota DKI, Senin (17/4).
Dia menuturkan penanganan normalisasi bantaran di tiga sungai tersebut harus segera diselesaikan seiring meningkatnya curah hujan serta banjir kiriman dari Bogor ke Jakarta akhir-akhir ini. Normalisasi Kali Sunter dikerjakan sepanjang 23 km dengan luas 34,9 hektare mencakup empat wilayah kecamatan dan delapan kelurahan di Jakarta Timur. Sementara itu, progres normalisasi Kali Ciliwun baru mencapai 40% itu dikarenakan sulitnya membebaskan lahan yang diduduki warga.
Menurutnya, proses pekerjaan fisik di lapangan saat ini baru rata-rata belum menembus angka 50%. Teguh mengatakan Pemprov DKI memastikan program tersebut tetap dilaksanakan meski realisasi terbilang masih jauh dari target.
Langkah awal yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air DKI dengan membebaskan lahan milik warga yang terletak di bantaran sungai.
"Total bidang yang harus dibebaskan mencapai 235 titik. Progres hingga saat ini baru 65 titik. Kami targetkan bisa menyelesaikan pembebasan lahan di 170 titik hingga akhir tahun," ungkapnya.
Berdasarkan data anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2017, Pemprov DKI menyiapkan dana Rp600 miliar untuk pembebasan lahan waduk, situ, embung, serta program normalisasi sungai sepanjang 2017. Rincian anggaran tersebut antara lain Rp400 miliar untuk pembebasan waduk dan Rp200 miliar untuk normalisasi sungai.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan progres pembangunan sodetan Ciliwung untuk mengalirkan air dari Kali Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT) sudah mencapai 54,7%.
"Kami sudah bangun sekitar 600 m dari total 1,27 km. Proses ini penting dilakukan agar saat Kali Ciliwung meluap airnya bisa langsung dialirkan ke KBT," ujarnya.
Selain normalisasi, dia menuturkan pembangunan sodetan Ciliwung sangat mendesak dilakukan untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta. Pasalnya, daya tampung di KBT sangat memadai untuk mengalirkan air menuju hilir atau laut.
Saefullah menambahkan Pemprov DKI juga mempersiapkan ketersediaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di beberapa lokasi. Rusunawa tersebut akan digunakan untuk merelokasi warga bantaran kali yang terdampak program tersebut.
"Rusunawa sedang kami siapkan. Mudah-mudahan semester II/2017 ini sudah ada tambahan ribuan unit dari rusunawa KS Tubuh, Cakung Barat, Bekasi KM 2, Lokbin Semper, Rawa Bebek, dan Marunda," katanya.