Bisnis.com, JAKARTA – Berbagai cara dilakukan para pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menyuarakan dukungan meski Ahok bersama pasangannya Djarot Saiful Hidayat telah kalah dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta oleh pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, meski baru berdasarkan hitung cepat atau quick count.
Salah satu contohnya adalah tim sukses garda terdepan pasangan Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, Guntur Romli. Lewat akun Twitter-nya @GunRomli, Guntur memberikan usulan agar Bunderan Semanggi yang sudah mengalami metamorfosa diberi nama baru.
“Jalan simpang susun semanggi sdah tersambung tadi malam, klau namanya jd Bunderan Tjahaja Purnama bagus kayaknya hahaha.” Begitu cuitan @GunRomli pada Rabu (26/04/2017).
Kemudian Guntur Romli menyambung kicauannya tentang Simpang Susun Semanggi dengan cuitan, “Saya bangga dukung Ahok Djarot yg kerja2nya nyata unt Jakarta, saya bahagia jd bagian pendukung Ahok Djarot yg penuh bunga & cinta.”
Lain lagi cuitan dari ahli perpajakan Yustinus Prastowo yang juga mendukung Ahok pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta lalu, tentang Simpang SusunSemanggi lewat akun @Prastow, Rabu (26/4/2017).
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Basuki pergi meninggalkan Simpang Susun Semanggi.”
Baca Juga
Cuitan @Prastow kemudian mendapatkan di-retweet dan diberi komentar oleh akun @joretni yang menulis. “Simpang Susun Basuki #eeh”
Ahok sendiri lewat akun Twitter resminya, @basuki_btp, pada Selasa (25/4/2017), menjelang tersambungnya Bunderan Semangi dini hari lalu juga berkicau tentang simpang susun Semanggi yang renovasinya dimulai pada 8 April.
“Sejak groundbreaking 8 April 2016, malam ini Simpang Susun Semanggi yg dibangun dgn menggunakan dana non-APBD, akan terpasang 100%.”
Seperti dilansir oleh situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, www.BeritaJakarta
Proyek Simpang Susun Semanggi telah memasuki tahap akhir pemasangan konstruksi atas box overpass pada Selasa (25/4/2017) malam. Ditargetkan pada Juli 2017 mendatang, uji coba lalu lintas atau open traffic di lokasi tersebut mulai dilakukan.
“Tadi malam pemasangan box terakhir. Kami harapkan Pak Jokowi bisa meresmikan saat uji coba lalu lintas Juli nanti. Atau paling lambat Agustus.”
Permintaan peresmian oleh Presiden Joko Widodo sudah dilayangkan langsung oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faisal menargetkan uji coba open traffic di sekitar lokasi proyek Simpang Susun Semanggi dapat dilakukan Juli mendatang sebelum diresmikan Agustus nanti.
“Jadi harapan kami semua pekerjaan bisa tepat waktu. Kami upayakan uji coba open traffic sekitar Juli.”
Yusmada memprediksi proyek Simpang Susun Semanggi ini nantinya bisa mengurangi kemacetan di sekitar lokasi antara 30 persen—40 persen mengingat arus lalu lintas kendaraan ke depan akan dibagi dan tidak saling bertemu.
Anggaran pembangunan mencapai Rp 360 miliar. Seluruh biaya tidak menggunakan APBD, melainkan berasal dari kompensasi kenaikan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) salah satu perusahaan swasta.
Sebelum pelaksanaan pembangunan Simpang Susun Semanggi, Gubernur Basuki menyebut proyek tersebut dibangun berdasarkan kajian dari pemerintah pusat. Karena tidak kunjung direalisasikan, maka pembangunan diambil alih oleh Pemprov DKI Jakarta.
“Yang namanya Simpang Susun Semanggi kan bukan dari kami sebenarnya. Itu adalah rencana [pemerintah] pusat, kajian dari pusat,” ujar Gubernur Basuki setahun lalu.
Pembangunan tersebut juga untuk mendukung proyek Mass Rapid Transit (MRT) serta rencana pelebaran trotoar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin. Selain itu, juga dalam rangka menunjang pelaksanaan Asian Games pada 2018.
"Itu ada kajiannya. Itu dibuat agar bisa melebarkan trotoar serta mendukung MRT. Nanti 2018 juga akan ada Asian Games," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan program corporate social responsibility (CSR) yang diterima Pemprov DKI, semuanya langsung dicatat asetnya oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta.
“CSR nggak masalah, orang mau kasih CSR tinggal dicatat asetnya nanti oleh BPKAD. Orang mau kasih barang masa kami atur,” kata Gubernur Basuki ketika itu.
Jadi, bagaimana menurut Anda, setuju Simpang Susun Semanggi diganti namanya menjadi Bunderan Tjahaja Purnama?