Bisnis.com, JAKARTA--Penataan kawasan Tanah Abang yang dilakukan oleh Pemprov DKI ternyata berdampak pada hubungan antara pedagang kaki lima (PKL) dan petugas Satpol PP.
Walikota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengatakan hubungan keduanya kini kian membaik pasca penataan yang dimulai pada 22 Desember 2017 silam.
"Kepuasan teman-teman Satpol PP yang bertugas di Tanah Abang membaik. Dulu kami setiap hari tegang-tegangan, berantem dengan PKL, diludahi karena ditertibkan. Sekarang Satpol PP bisa bersahabat dengan PKL," katanya saat konferensi pers di Balai Kota, Jumat malam (5/1/2018).
Dia mengatakan hal tersebut bisa terjadi lantaran tidak adanya resistensi atau protes yang dilayangkan oleh stakeholders di Tanah Abang, baik dari pedagang, pemilik angkot, kopaja, hingga ojek pangkalan (opang).
"Begini ya, kalau penghasilan sopir angkot atau opang berkurang pasti sudah demo luar biasa. Begitu juga dengan toko-toko. Sampai sekarang saya belum menerima laporan. Tidak ada yang merasa dirugikan dengan kebijakan ini," imbuhnya.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno telah memulai program penataan kawasan Tanah Abang sejak dua minggu silam. Kebijakan Pemprov DKI dengan menutup jalan guna memberi lahan berdagang bagi PKL dan menyediakan shuttle bus Transjakarta secara gratis diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan dan mengembalikan fungsi trotoar bagi pejalan kaki.
Penataan tersebut tidak akan berlangsung selamanya atau hanya bersifat sementara. Sandi mengaku bahwa solusi penataan kawasan Tanah Abang secara menyeluruh hanya bisa diselesaikan melalui pembangunan transit oriented development (TOD).