Bisnis.com, JAKARTA--Japan International Cooperation Agency telah menyelesaikan misi untuk penilaian atau appraisal mission proyek mass rapid transit Jakarta koridor I fase II Bundaran Hotel Indonesia -- Kampung Bandan.
Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan kegiatan itu merupakan salah satu tahapan dalam rangka pemberian pinjaman tahap kedua.
"Appraisal mission yang dilakukan oleh JICA telah diselesaikan pada bulan lalu. Demikian pula dengan pemerintah pusat melalui Bappenas," katanya ketika dihubungi Bisnis, Minggu (1/4/2018).
Dia menuturkan ada beberapa hal yang akan dinilai atau dicek oleh lembaga yang berkantor di Tokyo tersebut, misalnya kesiapan lahan sepanjang Bunderan HI -- Kampung Bandan, desain rel dan stasiun, serta kepastian warga terdampak proyek.
Kepastian status lahan menjadi faktor krusial yang dinilai JICA. Pasalnya, lamanya proses pembebasan lahan saat pembangunan fase I menimbulkan hambatan proyek transportasi massal tersebut.
Setelah tahapan ini, Tuhiyat mengatakan JICA dan Pemerintah Indonesia akan melakukan pledge yang dijadwalkan pada April ini. Pledge merupakan tahapan terakhir sebelum penandatanganan persetujuan pinjaman (loan agreement).
Baca Juga
"Akan ada satu verbal yang ditandatangani saat pledge. Intinya pernyataan dari pihak JICA bahwa pemerintah Indonesia akan meminjam dana untuk pembangunan fase II MRT Jakarta sebesar yang telah diajukan," imbuhnya.
Seperti diketahui, PT MRT Jakarta sudah mendapat persetujuan DPRD DKI untuk mendapat peminjaman uang Rp25,1 triliun.
Dana itu digunakan untuk pembangunan fase II MRT rute Bundaran HI - Kampung Bandan sebesar Rp22,5 triliun dan biaya variatons order dan price adjustment fase I sebesar Rp2,56 triliun. Persetujuan diberikan DPRD DKI pada Jumat (25/8/2017).