Bisnis.com, JAKARTA--PT Mass Rapid Transit Jakarta melakukan uji coba atau System Acceptance Test. SAT, yang dimulai pada Lamis (9/8/2018).
Corporate Communications PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah mengatakan SAT menggunakan rangkaian kereta pertama dengan area pengetesan dari Depo Lebak Bulus menuju Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, hingga Stasiun Cipete Raya.
Pengetesan dimulai dengan menjalankan kereta di jalur up-track (rel menuju Stasiun Bundaran Hotel Indonesia) lalu kereta berpindah ke jalur down-track (rel dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia ke Stasiun Lebak Bulus).
"SAT berlangsung sukses sesuai dengan harapan," ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers, Sabtu (11/8/2018).
Hal lanjutan yang akan dilakukan sebagai bagian dari SAT ini meliputi uji coba kereta dengan kecepatan rendah, uji coba kereta dengan kecepatan medium, uji coba kereta dengan kecepatan tinggi.
Dalam pengoperasiannya, kereta MRT Jakarta menggunakan sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) yang dikendalikan dari ruangan Operation Control Center (OCC) oleh Traffic Dispatcher.
"Kelebihan sistem persinyalan ini salah satunya memungkinkan pengaturan rentang waktu antarkereta di jalur utama diatur oleh Pusat Kendali Operasi atau OCC," jelasnya.
PT MRT Jakarta akan terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan aspek keamanan, kenyaman, dan keandalan kereta dapat terpenuhi dalam melayani masyarakat.
Tidak hanya meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan, seiring dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat selama ini. Hadirnya MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini," ungkapnya.