Bisnis.com, JAKARTA--Seluruh rangkaian kereta ringan atau light rail transit DKI Jakarta akhirnya mengantongi sertifikasi laik operasi dari Kementerian Perhubungan.
Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan ada delapan set atau 16 unit kereta yang siap mengangkut penumpang pada awal tahun depan.
"Kemenhub akhirnya mengeluarkan sertifikasi laik operasi untuk semua kereta. Sebelumnya baru empat train set yang telah lolos uji KIR. Menyusul empat train set pada akhir minggu lalu," kata Allan di kantor PT LRT Jakarta, Thamrin City, Rabu (19/12/2018).
Menurut Allan, dokumen sertifikasi laik operasi merupakan tahapan penting yang harus dilalui LRT Jakarta. Jika Kemenhub tak kunjung menerbitkan dokumen uji KIR tersebut, maka LRT Jakarta koridor I fase I dengan rute Rawamangun-Kelapa Gading tidak bisa beroperasi mengangkut penumpang secara komersial.
Setelah mengantongi sertifikasi laik operasi, Allan mengatakan pihaknya saat ini mulai melaksanakan uji coba kereta di jalur utama (testing and commissioning). Uji coba berfungsi untuk memastikan kereta berjalan sesuai dengan sistem, termasuk rel dan persinyalan (operation command control/OCC) yang ada di depo.
Anak perusahaan PT Jakarta Propertindo tersebut mempercepat penyelesaian pembangunan stasiun dan depo fase I LRT Jakarta. Direktur Proyek LRT Jakarta Iwan Takwin mengatakan progres pembangunan di lapangan saat ini sudah lebih dari 90%.
Baca Juga
"Progresnya saat ini berkisar 94% - 97%. Persentase memang bervariasi karena luas dan tingkat kesulitan masing-masing stasiun berbeda," ujarnya.
Dia menuturkan saat ini pembangunan di sebagian besar stasiun sudah tinggal finalisasi atau tahap akhir. Meski demikian, dia tak menampik PT Jakpro masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk merampungkan infrastruktur di depo.
Selain luasnya mencapai 1,2 hektare, Jakpro rencananya akan membangun area komersial dan hunian elite di dalam lokasi depo yang terletak di Jalan Pegangsaan II. Lahan tersebut merupakan milik Pemprov DKI.
"Depo LRT Jakarta sangat luas dan cukup rumit pengerjaannya. Kami membangun depo untuk menampung rute LRT hingga 116 km. Mungkin saat LRT beroperasi depo justru belum selesai, tetapi tak masalah. Kami akan prioritaskan area mana saja yang harus diselesaikan," jelasnya.
Proyek LRT Jakarta dibangun menggunakan APBD DKI Jakarta dengan nilai proyek Rp6 triliun. Dana tersebut digunakan untuk membangun depo Pegangsaan, rel layang, 6 stasiun kereta, dan membeli 16 unit kereta yang diproduksi Hyundai Rotem Korea Selatan.
LRT Jakarta awalnya ditargetkan untuk digunakan saat Asian Games 2018. Namun, karena berbagai kendala di lapangan, proyek tersebut molor dari jadwal pengerjaan sehingga operasional baru bisa dilaksanakan pada awal 2019.