Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan hingga Rabu (22/5/2019) pukul 09.00 WIB tercatat 200 orang luka-luka, dan 6 di antaranya meninggal dunia, dalam aksi massa yang berlangsung sejak Selasa (21/5/2019).
Dikutip dari keterangan tertulis Pemprov DKI Jakarta, keenam korban meninggal dunia tersebut tersebar di RSUD Tarakan (1 orang), RS Pelni (2 orang), RS Budi Kemuliaan (1 orang), RSAL Mintohardjo (1 orang), dan RSCM 1 (orang).
Anies mengatakan, bahwa Pemprov DKI Jakarta memastikan bahwa korban aksi demonstrasi tidak dikenai biaya perawatan hingga sembuh total.
“Jadi, kebijakannya adalah, bila memiliki BPJS akan ditanggung BPJS, di-cover. Namun, bila tidak, maka Pemprov DKI akan menanggung biaya perawatan di RS,” kata Anies.
Dikatakan, sejauh ini yang paling banyak menerima korban adalah RSUD Tarakan dan sejumlah RS lainnya.
“Ini ada lebih dari 80 orang yang sampai ke sini. Di Pelni ada lebih dari 70 orang. Kemudian, di RSCM juga ada. Di Budi Kemuliaan ada, serta di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo,” tambah Anies.
Baca Juga
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyiagakan tim kesehatan di lapangan, dan 10 rumsah sakit rujukan selama aksi demonstrasi terjadi di kawasan MH. Thamrin dan Tanah Abang.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, menyampaikan pihaknya akan mengutamakan upaya kegawatdaruratan tanpa memilah korban merupakan aparatur ataupun masyarakat sipil. Pencatatan identitas akan dilakukan secara pararel.
“Kami tidak membagi-bagi, yang terpenting adalah upaya kegawatdaruratan. Sejauh ini yang kami lihat tadi, luka yang diderita korban akibat benda tajam dan tumpul, lalu luka lecet di beberapa bagian tubuh. Untuk korban meninggal, kami akan mendiagnosa lebih lanjut penyebab kematian,” paparnya.
Usai peninjauan di RSUD Tarakan, Anies memastikan bahasa kondisi Ibu Kota Jakarta secara umum kondusif, hanya di daerah sekitar M.H Thamrin, Tanah Abang dan Petamburan yang terjadi aksi demonstrasi.
Anies mengimbau agar warga Jakarta tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa.