Bisnis.com, JAKARTA – Empat korban kerusuhan 22 Mei di Rumah Sakit Polri Kramat Jati sudah diotopsi. Hasilnya, korban meninggal setelah kena luka tembak. Namun, tidak dijelaskan apakah karena peluru tajam atau peluru karet.
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Pol. Dr. Musyafak mengatakan empat korban yang diterima sudah dilakukan otopsi dan korban tersebut meninggal karena luka tembak.
“Semua sudah kita otopsi berdasarkan permintaan dari penyidik dan persetujuan dari keluarga, memang meninggal karena ada luka tembak,” ujar Musyafak, Kamis (23/5), seperti dilansir dari Tempo.co.
Musyafak belum bisa menyimpulkan apakah peluru yang di pakai adalah peluru tajam atau karet. Namun, menurutnya barang bukti sudah dibawa ke puslabfor.
Selanjutnya, Musyafak mengatakan dua jenazah dikirim dari RS Pelni, satu jenazah dari RS Angkatan Laut Mintohardjo.
Seperti diketahui, kerusuhan pecah menjelang aksi 22 Mei di kantor Badan Pengawas Pemilu. Pada Selasa (21/5), sekitar pukul 22.30 WIB, massa membubarkan diri dan meninggalkan kantor Bawaslu.
Namun, pada sekitar pukul 03.00 dinihari, 22 Mei, massa tiba-tiba merangsek ke arah Asrama Brimob di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka diduga merusak dan membakar kendaraan yang parkir.
Sedikitnya 11 mobil dan sejumlah sepeda motor hangus dibakar. Saat itulah polisi melakukan pengejaran dan terjadi kerusuhan di kawasan Petamburan.
Dalam kerusuhan aksi 22 Mei ini dikabarkan enam orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.