Kompos dan Pembangkit Listrik
Fasilitas selanjutnya adalah teknik pengomposan untuk mengurangi sampah jenis organik seperti daun, sayur, ranting, dan sejenisnya menjadi pupuk dengan kapasitas produksi 40 ton per hari.
Fasilitas berikutnya adalah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dengan kemampuan produksi listrik berkisar 400 kilowattjam (kWh) dari 100 ton pembakaran sampah nonorganik melalui kerja sama Pemprov DKI dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang bergulir sejak 25 Maret 2019 di sisi selatan TPST.
Area produksi listrik berbahan bakar sampah itu layaknya sebuah pabrik yang memiliki bermacam alat produksi pembakaran sampah berteknologi termal yang mengolah sampah secara cepat dan ramah lingkungan, serta menghasilkan produk samping listrik.
Proyek percontohan PLTSa itu dibuat kompak dan tertutup rapi untuk mengubah citra pengolahan sampah yang semula kumuh menjadi lebih baik.
Asep menambahkan bahwa pihaknya memiliki rencana ke depan berupa realisasi pembangunan waste to energi sebanyak tiga hingga empat unit untuk menghabiskan total 20 juta meter kubik sampah.
"PLTSa sekarang masih dimiliki oleh BPPT karena dalam fase pendampingan operasional. Rencananya pada 2020 akan menjadi aset Pemprov DKI," katanya.