Bisnis.com, JAKARTA — Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menelan anggaran Rp1,8 triliun.
"Total Rp1,8 triliun," kata Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto pada peletakan batu pertama (groundbreaking) TIM, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019).
Dwi mengatakan anggaran tersebut berasal dari penyertaan modal daerah (PMD). Untuk tahun 2019, anggaran yang sudah disetujui untuk digunakan berdasarkan APBD DKI Jakarta 2019 sebesar Rp200 miliar.
Anggaran Rp200 miliar tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan tahap pertama, meliputi pekerjaan struktur untuk revitalisasi bangunan di sisi sebelah kiri TIM.
"Tahap satu itu nanti akan pekerjaan struktur untuk pembangunan sebelah kiri yang tinggi, untuk hotel, PDS (pusat dokumentasi sastra) HB Jassin, kemudian pusat kuliner, dan galeri seni, plus public space yang hijau di depan," ujar Dwi.
"Ditambah plus base ground-nya untuk parkir tapi untuk mobil yang terbatas karena kita tidak mau menyediakan banyak ruang parkir di Taman Ismail Marzuki," kata dia.
Terkait tentang kontraktor yang akan mengerjakan proyek revitalisasi TIM, Dwi mengatakan bahwa saat ini hal tersebut masih dalam proses tender, sehingga dia belum dapat mengumumkan pihak mana yang akan menggarap proyek yang diperkirakan rampung pada Juni 2021 itu.
"Kontraktornya saat ini kita masih proses tender dan sekarang masih masa sanggah. Hari terakhir masa sanggahnya besok, jadi belum bisa mengumumkan siapa yang mengerjakan," kata Dwi.
Proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki di Cikini, Jakarta Pusat, dilakukan mulai hari ini, usai acara peletakan batu pertama atau ground breaking yang dihadiri dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
“Dalam perencanaan ditargetkan bisa selesai Juni 2021. Jadi, pada 2021 bulan Juni saat merayakan ulang tahun Jakarta ke-495, saat itu kita punya wajah baru Jakarta dalam bentuk TIM yang baru,” kata dia saat memberikan sambutan di TIM Jakarta Pusat, Rabu.
Baswedan pun berharap agar kelak Taman Ismail Marzuki–yang digagas Gubernur DKI Jakarta (saat itu) Ali Sadikin–dapat menjadi pusat seni yang tak hanya dikenal di Indonesia, namun hingga ke Asia, bahkan ke seluruh dunia.