Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menerima penghargaan Rooseeno Award IX-2019 pada Senin (22/07/2019). Penghargaan itu diberikan kepada tokoh Indonesia yang dinilai memiliki etos kerja dan integritas tinggi.
"Terima kasih untuk penghargaan Roosseno Award IX yang diberikan kepada saya. Ini merupakan suatu kehormatan untuk saya. Saya menganggap ini sebagai bagian dari penguasaan diri, seperti yang saya alami diwaktu kemarin [ditahan di Mako Brimob]," ujarnya seperti dikutip dalam akun Instagram resmi @basukibtp, Selasa (23/7/2019).
Ahok menuturkan kehidupannya sebagai seorang Gubernur DKI Jakarta berubah dalam sekejap. Setlah kalah di ajang Pilkada DKI 2017, dia divonis bersalah oleh hakim terkait kasus penistaan agama. Ahok pun langsung masuk tahanan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Kondisi tersebut, kata Ahok, tentu memunculkan kekecewaan dan rasa ketidakadilan. Mantan Bupati Belitung Timur tersebut merasa dikorbankan, namun akhirnya harus melewati masa-masa penuh kekecewaan dan amarah tersebut.
Pelajaran yang didaapat dari kondisi awal di Mako Brimob adalah dalam kesulitan dia menyikapinya sebagai “blessing in disguise”.
"Saya mulai bisa mengusai diri saya, membangkitkan kembali semangat saya. Saya berpikir bahwa ditahan untuk bisa melatih diri & semakin mengenal Tuhan agar nanti ketika keluar menjadi model bagaimana menjadi manusia yang penuh kasih, damai, sabar, murah hati & penuh penguasaan diri," ujar Ahok.
Mewujudkan keadilan sosial bagi rakyatnya, bagi Ahok, merupakan prinsip terpenting membantu masyarakat adalah mewujudkan keadilan sosial karena sesuai dengan nilai dalam sila kelima Pancasila.
Contoh mewujudkannya ketika saya menjadi Gubernur adalah pemberian KJP, KJS dan KJMU, dengan KJP & KJMU maka setiap anak generasi penerus memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi.
"Aartinya generasi penerus dari satu keluarga yang secara ekonomi kurang mampu memiliki kesempatan memperbaiki kondisi ekonominya agar lebih sejahtera," imbuh Ahok.