Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perebutan Kursi DKI-2: Antiklimaks Konflik PKS-Gerindra

Konflik Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seakan meredup, seiring terakomodasinya perwakilan kedua partai dalam perebutan kursi DKI-2.
Ketua DPD PKS DKI Jakarta A.Suhaimi (kiri) dan Agung Yulianto (kanan), dua dari 3 kader PKS yang diajukan sebagai Cawagub DKI/Bisnis-Feni Freycinetia
Ketua DPD PKS DKI Jakarta A.Suhaimi (kiri) dan Agung Yulianto (kanan), dua dari 3 kader PKS yang diajukan sebagai Cawagub DKI/Bisnis-Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA - Konflik Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seakan meredup, seiring terakomodasinya perwakilan kedua partai dalam perebutan kursi DKI-2 atau Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Seperti diketahui, PKS dan Gerindra menyepakati dua nama baru Cawagub DKI Jakarta. Yakni perwakilan nama dari PKS Nurmansjah Lubis, sementara perwakilan dari Gerindra Ahmad Riza Patria.

Dua nama ini otomatis mencoret dua calon dari PKS yang sebelumnya berproses, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai hal ini mengindikasikan kebuntuan lobi politik kedua partai pengusung Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017 ini telah terpecahkan.

Kini, kuncinya ada di tangan DPRD DKI Jakarta. Apabila aturan dan metode pemilihan Wagub berlangsung adem-ayem, bola panas konflik kedua partai diproyeksi tak akan terjadi lagi, "Karena sekarang tinggal bagaimana meyakinkan anggota DPRD atas kapasitas dan kemampuan calon masing-masing," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (22/1/2019).

Menurut Ujang, sejak awal Gerindra memang masih ingin mempertahankan kursi Wakil Gubernur sepeninggalan Sandiaga Uno.

Pasalnya, memboyong Sandiaga Uno meninggalkan kesuksesannya Ibu Kota untuk melaju ke kontestasi Pemilihan Presiden 2019, merupakan pertaruhan besar bagi Gerindra.

Banyak pengorbanan yang wajib dilakukan Gerindra untuk berkompromi dengan partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang lainnya ketika itu. Untuk PKS sendiri, kursi wagub DKI sebenarnya dijadikan jaminan, agar si 'hitam-putih-emas' tak berpaling.

Pengorbanan ini juga harus dilakukan sebagai konsekuensi akibat menolak mentah-mentah semua nama calon pendamping Prabowo yang diajukan Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.

Sayangnya, pada akhirnya hasil dari semua pengorbanan itu jauh dari harapan. Kontestasi Pemilu serentak 2019 terlalu menghabiskan tenaga.

Tokoh-tokoh Gerindra pun meredup, banyak yang 'tak jadi apa-apa'. Suara di Pemilihan Legislatif (Pileg) terbilang stagnan. Sulit rasanya menatap masa depan dengan kondisi semacam ini.

"Kita tahu dalam sejarah wagub di DKI, ada beberapa wagub yang naik menjadi gubenur. Karena gubernurnya jadi presiden atau karena gubernurnya kena kasus hukum. Jadi, jika ada peluang untuk kadernya jadi wagub, ya, pasti diambil," jelasnya.

Menurutnya, keberhasilan Gerindra 'menyodok' kadernya masuk ke kontestasi kursi DKI-2 merupakan indikasi masih kuatnya pengaruh partai berlambang Garuda emas ini di DPRD DKI Jakarta.

Adu Strategi

Seperti diketahui, pada kisaran November 2019 Gerindra mengajukan empat nama calon wagub DKI baru, yang salah satunya bisa dipilih PKS untuk berhadapan dengan calonnya.

Selain Riza Patria, nama lain yang diajukan yakni Dewan Penasihat DPP Gerindra Arnes Lukman, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry J. Yuliantono, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Saefullah.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkap bahwa langkah Gerindra ini menunjukkan masih kuatnya posisi tawar Gerindra.

"Hasil langkah ini menghasilkan dua nama [wagub DKI] dari Gerindra dan PKS sebagai solusi deadlock. Ini terlihat seperti kompromi yang dipaksakan memang. Jadi semakin berat bagi PKS untuk mendapatkan kursi wagub DKI," ujarnya kepada Bisnis.

Ketua DPTW PKS DKI Jakarta Sakhir Purnomo sebelumnya mengaku bahwa pemilihan nama Riza Patria merupakan salah satu strategi PKS, "Sebenarnya decision maker ada di DPP. Tapi apakah pemilihan nama dari Gerindra itu salah satu cara biar pak Nurmansjah yang terpilih? Ya, disa dikatakan seperti itu," ungkapnya, Selasa (21/1/2019).

Sakhir mengaku optimistis pihaknya masih memiliki kans kuat agar wakilnya, yang akrab disapa Bang Ancah itu mampu mendampingi Anies Baswedan mengelola DKI Jakarta.

Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, Mohammad Arifin menjelaskan lebih lanjut bahwa modal besar Ancah ada pada pemahaman tentang Jakarta yang lebih baik, karena terbukti terpilih dua periode menduduki kursi DPRD DKI Jakarta.

Selain itu, pengalamannya sebagai akuntan dan auditor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan DKI Jakarta, serta latar belakangnya di dunia usaha, dinilai mampu melengkapi lubang kepemimpinan yang ditinggalkan Sandiaga Uno.

"Kami sangat berjiwa besar menyandingkan satu [calon] dari PKS dan satu dari Gerindra. Kita ingin proses ini berjalan cepat dan tak tertunda. Karna bisa mengganggu kinerja gubernur. Orientasi kepentingan publik, komitmen kuat, sinergi dengan gubernur memajukan Jakarta, saya yakin orang terbaik itu pak Nurmansjah Lubis," ujarnya ketika ditemui di Kantor DPTW PKS DKI Jakarta, Rabu (22/1/2019).

Oleh sebab itu, menurutnya proses pemilihan wagub DKI kali ini mesti diawasi agar proses demokrasi berjalan fairplay. Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yg menciderai proses demokrasi dengan melanggar hukum.

Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani menanggapi bahwa setiap partai pasti akan menganggap 'jagoannya' yang terbaik.

"Begitu pun dengan saya secara pribadi maupun kader partai. Bang Ancah saya kenal baik, beliau rekan sekaligus mentor saya juga ketika kami sama-sama jadi anggota Dewan di periode 2009-2014, tapi buat saya bang Ariza juga sama bagusnya, beliau mentor dan senior saya di Gerindra," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (22/1/2019).

Menurut Rani, nama Riza Patria dan rekam jejak organisasinya menjadi kelebihan yang paling ditonjolkan. Sebagai aktivis, anggota DPR RI dan pengalamannya mencalonkan diri sebagai cawagub DKI di masa lalu.

"Saya rasa cukup kaya pengalaman juga lah beliau [Riza Patria] tentang DKI Jakarta. Kita lihat saya nanti hasil akhirnya. Yang pasti kedua orang kandidat ini bukanlah orang sembarangan. Karena dipercaya oleh partai masing-masing untuk membantu pak Anies memimpin Jakarta," tambahnya.

Setelah ini, masing-masing calon akan diperkenalkan ke seluruh fraksi DPRD DKI Jakarta. Kemudian seluruh Fraksi DPRD DKI Jakarta akan membentuk tim panitia pemilih untuk mementukan dari kedua nama itu, siapa yang bakal menduduki kursi DKI-2.

Baik PKS maupun Gerindra pun mengaku sepakat, siapapun nanti yang terpilih diharapkan bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk warga DKI Jakarta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper