Bisnis.com, JAKARTA - PT Jakarta Propertindo mengaku sanggup mengambil alih biaya komitmen penyelenggaraan ajang balap Formula E lewat skema business to business (B2B).
Hal ini disampaikan Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto dalam diskusi "Penyelenggaraan Formula E Jakarta" di bilangan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2020).
Sebelumnya, biaya komitmen Formula E yang akan diselenggarakan selama 5 tahun di Jakarta, tercatat telah dianggarkan murni dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov DKI Jakarta selama dua musim.
Baca Juga
Keduanya dianggarkan untuk Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov DKI Jakarta, yakni senilai Rp346 miliar untuk biaya komitmen penyelenggaraan musim 2019/2020 dalam APBD Perubahan 2019. Kemudian, senilai £22 juta (setara Rp379 miliar) untuk biaya komitmen penyelenggaraan musim 2020/2021 dalam APBD 2020.
Oleh karena itu, menurut Dwi, Jakpro berpeluang bertanggung jawab atas biaya komitmen pada penyelenggaraan musim-musim berikutnya. Namun, lanjutnya, semua ini masih tergantung kesepakatan lanjutan dengan Formula E Organization.
"Tergantung juga dengan pembahasan berikutnya dengan pak gubernur dan pemerintah pusat. Kalau B2B, sebetulnya banyak sekali orang yang minat, tapi yang menjawab biar beliau-beliau yang bergerak di ranah sport organization," jelasnya, Jumat (14/2/2020).
Terlebih, Dwi menjelaskan bahwa biaya commitment fee sebenarnya bukan hanya biaya untuk 'membayar' lisensi untuk penyelenggaraan acara.
Namun, termasuk biaya garansi dan pembangunan aset FEO di Jakarta, sehingga sebagian uang sebenarnya tak hilang.
"Tidak cuma untuk bahwa kita mendapat hak menjadi hosting, tapi mereka pun juga melakukan kontruksi di sini. Seperti Paddock, Grand Stand, kemudian infrastruktur IT termasuk menyiarkan [siaran Formula E] secara langsung ke 140 negara," tambahnya.
Selain itu, Dwi menekankan bahwa Jakpro akan memiliki keuntungan dari pengelolaan aset sirkuit.
Hal ini karena fasilitas kelengkapan sirkuit seperti barrier, pagar penonton, atau infrastruktur kelengkapan sirkuit lain yang dianggarkan dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) menjadi hak milik Jakpro. Dengan demikian kemungkinan aset digunakan untuk penyelenggaraan ajang balap lain pun terbuka.
Sementara itu, menurut Dwi, sumber-sumber sponsorship lewat skema B2B sudah pasti berdatangan, sebab dampak ekonomi real yang dirasakan Jakarta bisa mencapai kisaran Rp600 miliar.
"Yang real, maksudnya, yang direct. Tim FEO datang ke sini saja, hampir 2.000 orang, itu tinggal di Indonesia seminggu, bayangin spending money-nya dia untuk hotelnya, restorantnya, dan macam-macam," tambahnya.
"Jadi event ini juga bisa menunjukkan ke dunia, bahwa Indonesia bisa loh, melaksanakan event internasional. Jangan dilihat event balapannya saja, tapi lihat Indonesia ternyata aman, berarti investasi bisa masuk, yang begini ini impact yang bisa kita dapat," tutupnya.