Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi kawasan RW 03 Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat yang berhasil menerapkan pengolahan sampah tingkat warga pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
"Ini menjadi momentum bagi kita di Jakarta untuk menyampaikan tentang road map pengelolaan sampah yang ada di Ibu Kota. Target dari pengelolaan sampah ini adalah terjadinya pelibatan masyarakat di dalam pengelolaan sampah dari mulai rumah tangga, lingkungan, sampai juga unsur pemerintah," ujar Anies, Jumat (21/2/2020).
Dia berharap ketika diterapkan di seantero Jakarta, program tersebut mampu mengurangi sampah 30 persen dari total sampah yang dihasilkan Jakarta yang telah mencapai rata-rata. 7.600 ton per hari. Terlebih, sampah rumah tangga menjadi sumber terbesar, mencapai presentase 61 persen.
Anies pun memuji warga kawasan Cempaka Putih, sebab menjadi salah satu komponen masyarakat yang memiliki inisiatif sendiri, hingga akhirnya bergabung dengan program Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Sampah Tanggung Jawab Bersama (Samtama).
"Harapannya, semua wilayah Jakarta bisa melakukan ini. Diperlukan partisipasi. Karena itu saya mengajak kepada semuanya, mari sama-sama menyadari bahwa sampah itu adalah sisa dari kegiatan kita, tanggung jawab kita untuk mengelola sisa itu. Sisa ini bukan dilakukan oleh orang lain tapi oleh kita sendiri. Tuntaskan untuk pengolahannya," tambahnya.
Baca Juga
Pemprov DKI Jakarta pun akan mempersiapkan infrastruktur lain agar nantinya sampah yang mencapai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu di Bantar Gebang dapat berkurang.
Salah satunya, penyelenggaraan fasilitas pengolahan sampah antara di dalam kota atau ITF (Intermediate Treatment Facility) dengan menunjuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo untuk memfasilitasi.
Dinas LH DKI Jakarta dan Jakpro pun terus menggelar preliminary market sounding, mempertemukan investor, penyedia teknologi, dan mitra strategis untuk pembangunan tiga ITF di samping ITF Sunter yang kini tengah berproses.
"Kita ingin di Jakarta, ada 3,2 juta keluarga mengolah sisanya atau sampahnya di rumah masing-masing, di lingkungan masing-masing, kemudian oleh lingkungan diolah, yang oleh lingkungan tidak bisa diolah, pemerintah ambil," jelas Anies.
"Pemerintah bawah di tempat pengolahan akhir nanti dan di situ sampahnya bisa diubah menjadi energi, yang penting sampahnya tidak mengganggu masyarakat. Nah, Ini semua tidak bisa dikerjakan sendirian. Ini harus dikerjakan bersama-sama," tutupnya.