Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jakarta Banjir Lagi: Cuaca, Pujian Bos Mayapada, dan Kritik untuk Anies

Kondisi cuaca membuat Jakarta kembali direndam banjir. Anies, yang dipuji Bos Mayapada, masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah untuk mengatasi banjir Jakarta.
Ilustrasi-Warga berjalan melintasi banjir di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (5/2/2018). Banjir yang mencapai 2 meter dan merendam ratusan rumah warga tersebut akibat luapan air dari Sungai Ciliwung./Antara-Galih Pradipta
Ilustrasi-Warga berjalan melintasi banjir di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (5/2/2018). Banjir yang mencapai 2 meter dan merendam ratusan rumah warga tersebut akibat luapan air dari Sungai Ciliwung./Antara-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Minggu pagi (23/2/2020) sejumlah wilayah di Jakarta dilaporkan mengalami banjir. Media sosial pun diramaikan dengan berbagai ekspresi kekesalan. Target kekesalan warganet tertuju ke Pemprov DKI dan Anies Baswedan menjadi nama yang disasar warganet.

Informasi banjir disampaikan akun resmi Traffic Management Center Polisi Daerah Metro Jaya @TMCPoldaMetro.

TMC Polda melaporkan pada pukul 02.34, banjir memasuki pemukiman warga di Tebet.

Pukul 02.38 banjir terpantau di Cikini. Pukul 02.54, Jl. Cilacap dan Jl. Bandung, terpantau terendam banjir. Warga yang melintas diminta berhati-hati.

Pukul 02.59, kawasan Jl. Anyar, Menteng, Jakarta Pusat air dilaporkan memasuki rumah warga.

Banjir juga terpantau di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. TMC Polda melaporkan air memasuki rumah warga pada pukul 03.10. 

Selanjutnya pada 03.18, #Banjir setinggi 30-60 centimeter terjadi di Rorotan, Jakarta Utara.

Pada pukul 03.31 terpantau banjir di depan Kodam Jaya, kendaraan sedan diimbau tidak melintas. Demikian juga kawasan Kelapa Gading. Sejumlah ruas jalan sudah tidak dapat dilewati.

TMC mereplay pantauan jalan di depan Stasiun Gambir yang tertutup genangan. Akun terverifikasi ini juga mereplay akun Fransiska Nofianti @FsiskaN, “Perumahan Mutiara Indah Rorotan, Jakarta Utara @TMCPoldaMetra biasanya gapernah banjir, tapi kali ini dijalanan banjir semata kaki tapi air masih mengalir. #banjir,” kicaunya.

Pada pukul 04:56, TMC melaporkan #Banjir 20-30 cm di Jl. Pemuda Jakarta Timur, sementara di depan UNJ hanya bisa dilintasi 1 lajur.

“04:42 #Banjir 100 cm di Jl. Galur Sari, Utan Kayu, Jakarta Timur,” cuitnya lagi.

Selanjutnya terpantau banjir setinggi 80-100 centimeter di depan Gedung Lina, Jl. Rasuna Said Jakarta Selatan. Polda Metro Jaya melaporan jalan utama di Jakarta ini sementara tidak bisa dilintasi semua jenis kendaraan.

“05:02 #Banjir di wilayah Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur,” ulasnya lagi.

Pukul 05.20 TMC menyebutkan polisi melakukan penutupan di Tol Halim arah TJ priok,karena ada genangan air yang tidak bisa di lewati kendaraan.

Saat tulisan ini dibuat, informasi banjir di akun TMCPoldaMetro mengabarkan kondisi di Jalan Ahmad Yani.

Kondisi Cuaca DKI

Banjir yang terjadi tidak terlepas dari kondisi cuaca belakangan ini.  Untuk wilayah DKI Jakarta, Minggu (23/2/2020) BMKG telah menyampaikan peringatan diri.

"Waspada potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di wilayah Jakut, Jakbar, Jaksel, Jaktim dan Jakpus pada malam menjelang dini hari dan pada dini hari," demikian pesan dari prakirawan BMKG.

Secara umum, wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (23/2/2020) adalah sebagai berikut:

  • Pagi hari: berawan, hujan lokal dengan intensitas ringan di Jaktim dan Jaksel
  • Siang hari: berawan, hujan lokal dengan intensitas ringan di Jaktim dan Jaksel
  • Malam hari: berawan, hujan ringan di Jakpus dan Jaktim, hujan sedang di Jakut, Jakbar, Jaksel dan kep. Seribu
  • Dini hari: hujan sedang hingga lebat di Jakut, Jakbar, Jaksel, Jaktim dan Jakpus
  • Suhu udara: 24 - 32 °C
  • Kelembapan udara: 75 - 95 persen
  • Angin: Barat laut, 10 - 30 km/jam

Kondisi Bogor

Sementara itu, kondisi cuaca di wilayah Bogor dan Depok yang menjadi jalur "suplai" banjir ke Jakarta hari ini berawan dan berpotensi hujan ringan.

Dalam prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat disebutkan bahwa pada pagi hari secara umum cuaca cerah hingga cerah berawan. Berpotensi hujan ringan di Depok, Bekasi, dan Karawang,

Siang dan sore hari secara umum cuaca cerah berawan hingga berawan. Berpotensi hujan ringan hingga sedang di sebagian wilayah Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Purwakarta, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Ciamis, Banjar, Tasikmalaya dan Garut.

Sementara dalam peringatan dininya, prakirawan BMKG Jakarta mengingatkan tentang potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat di sertai kilat/petir di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi pada pagi, siang/sore hingga malam hari.

Pujian Bos Mayapada

Dua hari sebelum Jakarta banjir lagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperoleh pujian dari Komisaris Utama Mayapada Group Dato Sri Tahir terkait penanganan banjir.

Saat berkunjung ke Balai Kota DKI Jakarta untuk memberikan bantuan sarana-prasarana dalam mendukung program Jakpreneur, Jumat (21/2/2020), Tahir bercerita pernah bertanya secara langsung terkait banjir Jakarta pada awal tahun 2020 ke Anies,

"Kemudian bapak gubernur menjelaskan penanganan banjir, dan saya agak surprise, agak lain dengan yang ada di media sosial bahwa gubernur DKI Jakarta tidak baik dalam menangani banjir, i think it's wrong," jelasnya ketika memberikan sambutan.

"Setelah Pak gubernur menjelaskan dan saya sangat terkesan. Ternyata masa surutnya banjir jauh lebih cepat. Saya bilang, 'Pak Gubernur, ini perlu lebih diberitahukan kepada masyarakat' bahwa penanganan banjir di Jakarta di bawah Gubernur Jakarta, Pak Anies, saya kira tidak kalah dari gubernur-gubernur sebelumnya," tambahnya.

Berdasar catatan Bisnis, data perbandingan banjir-banjir besar di Jakarta adalah sebagai berikut:

2002

Curah Hujan: 168

RW tergenang: 353

Luas Area Tergenang: 168 km2

Jumlah Pengungsi: 154.270

Korban Meninggal: 32

Waktu Surut Sampai 95 persen: 6 hari


2007

Curah Hujan: 340

RW tergenang: 955

Luas Area Tergenang: 455 km2

Jumlah Pengungsi: 276.333

Korban Meninggal: 48

Waktu Surut Sampai 95 persen: 10 hari


2013

Curah Hujan: 100

RW tergenang: 599

Luas Area Tergenang: 240 km2

Jumlah Pengungsi: 90.913

Korban Meninggal: 40

Waktu Surut Sampai 95 persen: 7 hari


2015

Curah Hujan: 277

RW tergenang: 702

Luas Area Tergenang: 281 km2

Jumlah Pengungsi: 45.813

Korban Meninggal: 5

Waktu Surut Sampai 95 persen: 7 hari


2020

Curah Hujan: 377

RW tergenang: 390

Luas Area Tergenang: 156km2

Jumlah Pengungsi: 31.232

Korban Meninggal: 19

Waktu Surut Sampai 95 persen: 4 hari

Kritik Pakar untuk Pemprov DKI 

Di luar pujian untuk Anies dari Dato Sri Tahir, kritik atau masukan terhadap Pemprov DKI terkait banjir muncul dari kalangan pakar atau pengamat.

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menyebutkan masih banyaknya daerah-daerah yang terdampak Banjir Jakarta pada Januari-Februari 2020 menunjukkan bahwa sistem drainase Jakarta masih buruk, belum optimal, dan tak mampu menampung luapan air hujan tingkat sedang-deras.

Menurutnya, Pemprov harusnya bisa lebih serius memitigasi banjir akibat hujan yang telah terjadi. Terutama, mempersiapkan kondisi saluran air Jakarta agar besar diameternya diperlebar, menghilangkan sumbatan lumpur, sampah, limbah, serta membenahi jaringan utilitas yang tumpang tindih dan tidak terhubung dengan baik antarsaluran air.

"Selain itu saluran air masih banyak yang tersumbat Kegiatan revitalisasi trotoar yang sedang gencar dilakukan Pemprov DKI harus diikuti dengan rehabilitasi saluran air kota dan sekaligus penataan jaringan utilitas secara terpadu," jelasnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Sabtu (22/2/2020).

Nirwono mengapresiasi kesiapan petugas selama proses penyurutan genangan sehingga genangan tuntas dengan cepat. Namun, menurutnya, ada beberapa langkah yang dinilainya tidak dilakukan dengan serius oleh Pemprov DKI.

Di antaranya, pertama, penataan bantaran kali yang belum dilanjutkan lagi secara masif, karena sudah terhenti dua tahun dan tampak tidak ada pembenahan sungai.

"Pusat dan DKI harus segera menyepakati penataannya normalisasi atau naturalisasi atau justru kedua-duanya dipadukan secara harmonis, segera lakukan pembebasan lahan atau relokasi pemukiman warga, pelebaran badan sungai, dan utamakan di yang paling sering kebanjiran seperti di Kali Pesanggrahan dan Kali Ciliwung," ujar Nirwono.

Kedua, optimalkan revitalisasi situ, danau, embung, dan waduk (SDEW) agar cepat dikeruk, diperdalam, atau dilebarkan. Bahkan menurut Nirwono, apabila perlu, Pemprov merelokasi pemukiman warga yang berada tepat di pinggiran SDEW minimal 35-50 m tepi SDEW bebas bangunan.

Ketiga, rehabilitasi saluran air kota bersamaan dengan revitalisasi trotoar yang sedang dikerjakan Pemprov saat ini, "Pastikan berfungsi baik, tidak tersumbat apapun, terhubung baik dan lancar ke seluruh saluran air, dan fokuskan di kawasan yang rawan genangan air," jelas Nirwono.

"Terakhir, optimalkan seluruh ruang terbuka hijau (RTH) kota sebagai daerah resapan air dan daerah penampung air sementara saat hujan deras, dan jangan lupa penambahan RTH secara signifikan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper