Bisnis.com, JAKARTA - Minggu pagi (23/2/2020) sejumlah wilayah di Jakarta dilaporkan mengalami banjir. Media sosial pun diramaikan dengan berbagai ekspresi kekesalan. Target kekesalan warganet tertuju ke Pemprov DKI dan Anies Baswedan menjadi nama yang disasar warganet.
Informasi banjir disampaikan akun resmi Traffic Management Center Polisi Daerah Metro Jaya @TMCPoldaMetro.
TMC Polda melaporkan pada pukul 02.34, banjir memasuki pemukiman warga di Tebet.
Pukul 02.38 banjir terpantau di Cikini. Pukul 02.54, Jl. Cilacap dan Jl. Bandung, terpantau terendam banjir. Warga yang melintas diminta berhati-hati.
Pukul 02.59, kawasan Jl. Anyar, Menteng, Jakarta Pusat air dilaporkan memasuki rumah warga.
Banjir juga terpantau di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. TMC Polda melaporkan air memasuki rumah warga pada pukul 03.10.
Baca Juga
Selanjutnya pada 03.18, #Banjir setinggi 30-60 centimeter terjadi di Rorotan, Jakarta Utara.
Pada pukul 03.31 terpantau banjir di depan Kodam Jaya, kendaraan sedan diimbau tidak melintas. Demikian juga kawasan Kelapa Gading. Sejumlah ruas jalan sudah tidak dapat dilewati.
TMC mereplay pantauan jalan di depan Stasiun Gambir yang tertutup genangan. Akun terverifikasi ini juga mereplay akun Fransiska Nofianti @FsiskaN, “Perumahan Mutiara Indah Rorotan, Jakarta Utara @TMCPoldaMetra biasanya gapernah banjir, tapi kali ini dijalanan banjir semata kaki tapi air masih mengalir. #banjir,” kicaunya.
Pada pukul 04:56, TMC melaporkan #Banjir 20-30 cm di Jl. Pemuda Jakarta Timur, sementara di depan UNJ hanya bisa dilintasi 1 lajur.
“04:42 #Banjir 100 cm di Jl. Galur Sari, Utan Kayu, Jakarta Timur,” cuitnya lagi.
Selanjutnya terpantau banjir setinggi 80-100 centimeter di depan Gedung Lina, Jl. Rasuna Said Jakarta Selatan. Polda Metro Jaya melaporan jalan utama di Jakarta ini sementara tidak bisa dilintasi semua jenis kendaraan.
“05:02 #Banjir di wilayah Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur,” ulasnya lagi.
Pukul 05.20 TMC menyebutkan polisi melakukan penutupan di Tol Halim arah TJ priok,karena ada genangan air yang tidak bisa di lewati kendaraan.
Saat tulisan ini dibuat, informasi banjir di akun TMCPoldaMetro mengabarkan kondisi di Jalan Ahmad Yani.
09:59 #Banjir 50 cm di depan RSPJ Jl. Jenderal Ahmad Yani Jakarta Pusat, sementara tidak bisa dilintasi semua jenis ranmor. @Nurdin_onekspic.twitter.com/uGvokQaumq
— TMC Polda Metro Jaya (@TMCPoldaMetro) February 23, 2020
Kondisi Cuaca DKI
Banjir yang terjadi tidak terlepas dari kondisi cuaca belakangan ini. Untuk wilayah DKI Jakarta, Minggu (23/2/2020) BMKG telah menyampaikan peringatan diri.
"Waspada potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di wilayah Jakut, Jakbar, Jaksel, Jaktim dan Jakpus pada malam menjelang dini hari dan pada dini hari," demikian pesan dari prakirawan BMKG.
09:34 Imbas #banjir di Cempaka Putih dan tidak bisa dilintasi semua jenis kendaraan, sementara seluruh kendaraan yang dari Jl. Yos Sudarso #Jakarta Utara menuju Rawamangun (R4 & R2) dillewatkan Jalan Tol. pic.twitter.com/acVSi6sfX3
— TMC Polda Metro Jaya (@TMCPoldaMetro) February 23, 2020
Secara umum, wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (23/2/2020) adalah sebagai berikut:
- Pagi hari: berawan, hujan lokal dengan intensitas ringan di Jaktim dan Jaksel
- Siang hari: berawan, hujan lokal dengan intensitas ringan di Jaktim dan Jaksel
- Malam hari: berawan, hujan ringan di Jakpus dan Jaktim, hujan sedang di Jakut, Jakbar, Jaksel dan kep. Seribu
- Dini hari: hujan sedang hingga lebat di Jakut, Jakbar, Jaksel, Jaktim dan Jakpus
- Suhu udara: 24 - 32 °C
- Kelembapan udara: 75 - 95 persen
- Angin: Barat laut, 10 - 30 km/jam
Kondisi Bogor
Sementara itu, kondisi cuaca di wilayah Bogor dan Depok yang menjadi jalur "suplai" banjir ke Jakarta hari ini berawan dan berpotensi hujan ringan.
UPDATE TMA Minggu, 23 Februari 2020 Pukul 01.00 WIB.@aniesbaswedan@DKIJakarta@DinasSDAJakarta@BPBDJakarta@BeritaJakarta#PasukanBiru#PerluTahu#JAKIhttps://t.co/lpZuf5PHEj pic.twitter.com/Vg1DyrkUa8
— Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta (@DinasSDAJakarta) February 22, 2020
Dalam prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat disebutkan bahwa pada pagi hari secara umum cuaca cerah hingga cerah berawan. Berpotensi hujan ringan di Depok, Bekasi, dan Karawang,
Siang dan sore hari secara umum cuaca cerah berawan hingga berawan. Berpotensi hujan ringan hingga sedang di sebagian wilayah Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Purwakarta, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Ciamis, Banjar, Tasikmalaya dan Garut.
Sementara dalam peringatan dininya, prakirawan BMKG Jakarta mengingatkan tentang potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat di sertai kilat/petir di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi pada pagi, siang/sore hingga malam hari.
Pujian Bos Mayapada
Dua hari sebelum Jakarta banjir lagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperoleh pujian dari Komisaris Utama Mayapada Group Dato Sri Tahir terkait penanganan banjir.
Saat berkunjung ke Balai Kota DKI Jakarta untuk memberikan bantuan sarana-prasarana dalam mendukung program Jakpreneur, Jumat (21/2/2020), Tahir bercerita pernah bertanya secara langsung terkait banjir Jakarta pada awal tahun 2020 ke Anies,
"Kemudian bapak gubernur menjelaskan penanganan banjir, dan saya agak surprise, agak lain dengan yang ada di media sosial bahwa gubernur DKI Jakarta tidak baik dalam menangani banjir, i think it's wrong," jelasnya ketika memberikan sambutan.
"Setelah Pak gubernur menjelaskan dan saya sangat terkesan. Ternyata masa surutnya banjir jauh lebih cepat. Saya bilang, 'Pak Gubernur, ini perlu lebih diberitahukan kepada masyarakat' bahwa penanganan banjir di Jakarta di bawah Gubernur Jakarta, Pak Anies, saya kira tidak kalah dari gubernur-gubernur sebelumnya," tambahnya.
Berdasar catatan Bisnis, data perbandingan banjir-banjir besar di Jakarta adalah sebagai berikut:
2002
Curah Hujan: 168
RW tergenang: 353
Luas Area Tergenang: 168 km2
Jumlah Pengungsi: 154.270
Korban Meninggal: 32
Waktu Surut Sampai 95 persen: 6 hari
2007
Curah Hujan: 340
RW tergenang: 955
Luas Area Tergenang: 455 km2
Jumlah Pengungsi: 276.333
Korban Meninggal: 48
Waktu Surut Sampai 95 persen: 10 hari
2013
Curah Hujan: 100
RW tergenang: 599
Luas Area Tergenang: 240 km2
Jumlah Pengungsi: 90.913
Korban Meninggal: 40
Waktu Surut Sampai 95 persen: 7 hari
2015
Curah Hujan: 277
RW tergenang: 702
Luas Area Tergenang: 281 km2
Jumlah Pengungsi: 45.813
Korban Meninggal: 5
Waktu Surut Sampai 95 persen: 7 hari
2020
Curah Hujan: 377
RW tergenang: 390
Luas Area Tergenang: 156km2
Jumlah Pengungsi: 31.232
Korban Meninggal: 19
Waktu Surut Sampai 95 persen: 4 hari
Kritik Pakar untuk Pemprov DKI
09:08 #Banjir 60-70 cm di Underpass Matraman Jl. Matraman Raya #Jakarta Timur, sementara tidak bisa dilintasi semua jenis kendaraaan bermotor. pic.twitter.com/N88yDcujJX
— TMC Polda Metro Jaya (@TMCPoldaMetro) February 23, 2020
Di luar pujian untuk Anies dari Dato Sri Tahir, kritik atau masukan terhadap Pemprov DKI terkait banjir muncul dari kalangan pakar atau pengamat.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menyebutkan masih banyaknya daerah-daerah yang terdampak Banjir Jakarta pada Januari-Februari 2020 menunjukkan bahwa sistem drainase Jakarta masih buruk, belum optimal, dan tak mampu menampung luapan air hujan tingkat sedang-deras.
Menurutnya, Pemprov harusnya bisa lebih serius memitigasi banjir akibat hujan yang telah terjadi. Terutama, mempersiapkan kondisi saluran air Jakarta agar besar diameternya diperlebar, menghilangkan sumbatan lumpur, sampah, limbah, serta membenahi jaringan utilitas yang tumpang tindih dan tidak terhubung dengan baik antarsaluran air.
"Selain itu saluran air masih banyak yang tersumbat Kegiatan revitalisasi trotoar yang sedang gencar dilakukan Pemprov DKI harus diikuti dengan rehabilitasi saluran air kota dan sekaligus penataan jaringan utilitas secara terpadu," jelasnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Sabtu (22/2/2020).
Nirwono mengapresiasi kesiapan petugas selama proses penyurutan genangan sehingga genangan tuntas dengan cepat. Namun, menurutnya, ada beberapa langkah yang dinilainya tidak dilakukan dengan serius oleh Pemprov DKI.
Di antaranya, pertama, penataan bantaran kali yang belum dilanjutkan lagi secara masif, karena sudah terhenti dua tahun dan tampak tidak ada pembenahan sungai.
"Pusat dan DKI harus segera menyepakati penataannya normalisasi atau naturalisasi atau justru kedua-duanya dipadukan secara harmonis, segera lakukan pembebasan lahan atau relokasi pemukiman warga, pelebaran badan sungai, dan utamakan di yang paling sering kebanjiran seperti di Kali Pesanggrahan dan Kali Ciliwung," ujar Nirwono.
Kedua, optimalkan revitalisasi situ, danau, embung, dan waduk (SDEW) agar cepat dikeruk, diperdalam, atau dilebarkan. Bahkan menurut Nirwono, apabila perlu, Pemprov merelokasi pemukiman warga yang berada tepat di pinggiran SDEW minimal 35-50 m tepi SDEW bebas bangunan.
Ketiga, rehabilitasi saluran air kota bersamaan dengan revitalisasi trotoar yang sedang dikerjakan Pemprov saat ini, "Pastikan berfungsi baik, tidak tersumbat apapun, terhubung baik dan lancar ke seluruh saluran air, dan fokuskan di kawasan yang rawan genangan air," jelas Nirwono.
"Terakhir, optimalkan seluruh ruang terbuka hijau (RTH) kota sebagai daerah resapan air dan daerah penampung air sementara saat hujan deras, dan jangan lupa penambahan RTH secara signifikan," tutupnya.