Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya menjalin kesepakatan dengan 240 pedagang alat kesehatan Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, untuk menyetabilkan harga masker akibat kasus virus corona (covid-19).
"Hari ini kita kerja sama dengan pedagang di sini, sepakat saling bersinergi membantu masyarakat," kata Dirut Pasar Jaya, Arief Nasrudin, di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Kesepakatan itu diwakili Ketua Asosiasi Pedagang, Edi Haryanto, serta Arief Nasrudin mewakili Perumda Pasar Jaya bertempat di Pasar Pramuka. Peran dari para pedagang Pasar Pramuka adalah mendukung kebijakan pemerintah untuk menyetabilkan harga masker di tengah tingginya permintaan masyarakat.
Sementara Perumda Pasar Jaya akan mendistribusikan secara berkala sejuta lembar masker bedah untuk dipasarkan. Arief mengatakan sejak kabar terkait wabah virus corona merebak di masyarakat, harga masker bedah, seperti jenis 3 Ply terus bergerak naik hingga menyentuh Rp300 ribu per kotak (box).
Harga itu mengalami lonjakan dari situasi normal seharga Rp30 ribu hingga Rp80 ribu per boks. "Secara bertahap kami akan jual di JakMart dan JakGrosir serta jaringannya di kelurahan dan kecamatan yang kini tersebar 87 lokasi di Jakarta," katanya.
Masker distribusi Perumda Pasar Jaya di Pasar Pramuka dijual seharga Rp2.500 per lembar, sedangkan di jaringan kelurahan Rp1.950 per lembar. Satu kotaknya dijual seharga Rp125 ribu. Melalui upaya tersebut diharapkan mempengaruhi mekanisme pasar sehingga harga masker bisa ditekan seminimal mungkin.
Baca Juga
"Tapi mekanisme pasar kemudian masyarakat tahu harganya ada yang lebih murah dengan operasi pasar, pasti semua ikut turun. Mekanisme pasar seperti itu. Dan sekali lagi, semua ada mekanisme pasar, semua orang pasti enggak mau beli yang mahal," katanya.
Ketua Asosiasi Pedagang, Edi Haryanto mengatakan tidak ada sanksi bagi para pedagang Pasar Pramuka bila tetap bertahan dengan harga saat ini. "Kesepakatan ini bersifat imbauan, tidak ada sanksi. Tapi saya harap semua timbul karena kesadaran bersama," katanya.
Kenaikan harga masker di tingkat pedagang terjadi sejak Januari 2020 karena keterbatasan stok masker dari distributor yang mayoritas berasal dari China. "Kemarin memang keterbatasan stok. Setelah kami minta pabrikan memang sedang kosong. Jadi selama ini bahan baku diimpor dari China sementara kebutuhan di China sudah tidak ada," kata Edi.