Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengumpulkan para tokoh agama dan menyepakati kegiatan keagamaan yang melibatkan keramaian massa akan nonaktif sementara waktu.
"Kegiatan-kegiatan peribadatan yang diselenggarakan secara bersama-sama di rumah-rumah ibadah, kita sepakat ditunda hingga dua pekan ke depan," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Pembicaraan soal kesepakatan ini dihadiri para tokoh agama, di antaranya Ketua MUI Jakarta KH Munahar Muchtar, Ketua Dewan Masjid Indonesia Haji Makmun, Perwakilan Umat Hindu Nengah, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) DKI Jakarta Pendeta Imanuel Raintung, Keuskupan Agung Jakarta Romo Suyadi, Wali Umat Budha Indonesia (Walubi) Pendeta Lim.
Anies menjelaskan pertimbangan kesepakatan ini adalah akibat Jakarta menjadi salah satu episenter dengan pertambahan kasus infeksi Corona yang signifikan, "Kemarin ada 160 kasus, hari ini sudah 208. Pertambahannya sangat cepat dan tidak hanya di kawasan tertentu tapi semua tempat."
Oleh sebab itu, semua tokoh agama sepakat bahwa dalam dua minggu ke depan secara serius menganjurkan umatnya membatasi interaksi di semua komponen.
Konsekuensi kesepakatan ini, di antaranya tak ada lagi Salat Jumat berjamaah bagi umat Islam. Begitu juga dengan Misa dan Kebaktian di Gereja pada hari Minggu.
Baca Juga
Sementara acara pembukaan ibadah Nyepi akan dilakukan secara minim hanya dihadiri 10 orang, di antaranya di Pura kawasan Cilincing dan Rawamangun, "Kami apresiasi bahwa kegiatan Nyepi akan diputuskan untuk tidak ada keramaian," ungkap Anies.
"Kita semua menyadari bertindak cepat dan serempak. Bila pembatasan kegiatan keagamaan hanya diikuti sebagian, lainnya tidak, potensi penyebaran tetap tinggi. Maka saya minta kita kompak," tambahnya.