Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tes Covid-19 Penumpang KRL Bogor-Jakarta: Tiga Orang Positif Berstatus OTG

Ada tiga penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Bogor-Jakarta positif Covid-19 dan bertatus orang tanpa gejala (OTG).
Pendeteksi suhu badan penumpang yang bekerja otomatis sedang diuji coba di Stasiun KRL Commuter Line Sudirman, Senin (13/4/2020). Meskipun detektor suhu badan itu ada, petugas masih memeriksa suhu penumpang secara manual. JIBI/Bisnis-Aziz Rahardyan
Pendeteksi suhu badan penumpang yang bekerja otomatis sedang diuji coba di Stasiun KRL Commuter Line Sudirman, Senin (13/4/2020). Meskipun detektor suhu badan itu ada, petugas masih memeriksa suhu penumpang secara manual. JIBI/Bisnis-Aziz Rahardyan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membenarkan hasil tes yang mengungkap ada tiga penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Bogor-Jakarta positif Covid-19 dan bertatus orang tanpa gejala (OTG).

Seperti diketahui, sebelumnya hal ini pertama kali diungkap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam akun media sosial resminya, Minggu (3/5/2020) pukul 18.57 WIB.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyoroti masih padatnya pengguna KRL di tengah status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jabodetabek.

"Tiga positif Covid-19 dari 325 penumpang KR"L Bogor-Jakarta yang kami sampling dengan test swab PCR. Ini artinya KRL yang masih padat bisa menjadi transportasi OTG pembawa virus. PSBB bisa gagal. Sudah dilaporkan ke gugus tugas pusat dan Kemenhub. Semoga ada respon terukur dari pihak operator KRL," tulisnya.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba menjelaskan lebih lanjut bahwa hasil tes PCR ini memang merupakan hasil koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Hasil tes keluar setelah pengetesan terlaksana pada Senin pagi, 27 April 2020 di Stasiun Bogor, dari sampel 325 orang pelanggan PT KCI, tepatnya penumpang KRL rute Bogor-Jakarta.

"Pada Senin pagi tersebut, hasilnya sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, yaitu ditemukan 3 orang atau kurang dari 1 persen dari pengguna yang dites hasilnya positif," ungkap Anne dalam keterangannya ketika dikonfirmasi, Senin (4/5/2020) dini hari.

Anne menjelaskan bahwa ketiga pengguna tersebut merupakan OTG yang sebelumnya tidak pernah mengetahui bahwa mereka positif Covid-19. Penyebaran Virus Corona dapat terjadi di manapun, termasuk di lokasi kerja, di pasar, maupun lokasi lainnya yang didatangi para pengguna.

Anne menjamin bahwa selama ini PT KCI tetap melakukan berbagai langkah antisipasi untuk memerangi Covid-19 dengan protokol cek suhu tubuh, wastafel di stasiun, mewajibkan penumpang menggunakan masker, dan beberapa aturan lainnya.

"Meski persentasenya sangat rendah, kami tetap berupaya meningkatkan berbagai upaya pencegahan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan prokotol pencegahan Covid-19 di transportasi publik, physical distancing, dan mengendalikan kepadatan pengguna di KRL," tambahnya.

Terkait PSBB, Anne pun menjamin PT KCI telah mengikuti prokotol Pencegahan Covid-19 di transportasi publik, bahkan menerapkan empat kebijakan sejak sebelum PSBB resmi berlaku di Jabodetabek:

1. Seluruh pengguna wajib menggunakan masker selama berada di area stasiun dan KRL.
2. PT KCI melaksanakan cek suhu tubuh bagi seluruh pengguna maupun petugas di stasiun. Pada sepuluh stasiun juga telah dipasang thermal scanner yang mampu mendeteksi suhu tubuh ratusan pengguna dalam waktu bersamaan.
3. PT KCI menyediakan wastafel tambahan yang dipasang pada lokasi-lokasi yang sering dilalui pengguna KRL agar dapat digunakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum maupun sesudah naik KRL di lebih dari 40 Stasiun.
4. PT KCI juga menyediakan hand sanitizer di dalam KRL maupun di stasiun.

"Selain itu KCI juga berupaya mengendalikan kepadatan pengguna dan tercapainya physical distancing melalui melengkapi seluruh kereta dengan marka pada bangku dan tempat duduk untuk mengatur posisi pengguna agar tercipta jarak aman," jelasnya.

Kedua, Anne menjelaskan pentingnya mengatur posisi ini juga senantiasa diingatkan kepada pengguna melalui pengumuman di stasiun, di dalam kereta, hingga melalui petugas pengawalan kereta yang berpatroli.

"Edukasi dibuat dalam bentuk marka dan pengumuman-pengumuman juga merupakan upaya agar pengguna tidak harus selalu bertatap muka dengan petugas sejalan dengan prinsip physical distancing," jelas Anne.

Selain itu, KCI telah bekerja sama dengan TNI melalui Marinir dan Kodim setempat, Polri melalui kehadiran 74 personil Brimob di sebelas stasiun, dan satpol PP maupun dinas perhubungan di stasiun.

KRL Masih Padat

Terkait masih padatnya penumpang KRL di era PSBB, Anne mengungkap bahwa memang masih ada di dua-tiga rute perjalanan KRL, terutama pada jam pulang kerja yang juga menjelang jam buka puasa.

"PT KCI mengantisipasi dengan memperketat batasan pengguna yang diizinkan masuk ke peron stasiun dan ke dalam kereta sebagaimana yang dilakukan pada stasiun-stasiun keberangkatan di pagi hari," ungkap Anne.

Pintu stasiun juga ditutup tepat pada pukul 18.00 WIB sesuai aturan PSBB untuk mencegah kepadatan pada jadwal kereta terakhir.

Selain itu, untuk semakin meningkatkan kedisiplinan, maka mulai Senin 4 Mei 2020 bila masih terdapat kereta yang melebihi kapasitas, ditandai dengan pengguna duduk maupun berdiri tidak sesuai marka yang ada, maka kereta tidak akan diberangkatkan kembali hingga para pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumlah 60 orang per kereta.

"Dari 761 perjalanan KRL yang beroperasi setiap harinya, 90 perjalanan perjalanan berjalan dengan kondisi sangat minim pengguna, hal ini terpantau dari data volume penumpang, data pengguna yang melakukan tap in maupun tap out di stasiun, pantauan petugas di lapangan, maupun gambar-gambar yang diunggah para pengguna ke sosial media," jelasnya.

PT KCI mencatat kepadatan yang sempat terjadi selama masa PSBB di Jakarta dan wilayah penyangganya, yakni pada 13 April 2020 ketika hari kerja pertama PSBB di Jakarta dan banyak perusahaan yang belum menginstruksikan karyawan bekerja dari rumah.

Selain itu, kepadatan juga terjadi pada 20 April 2020, terjadi di luar Stasiun Cilebut, dan pada 30 April 2020 lalu pada KA 1178, di mana perubahan jadwal kerja pada bulan Ramadhan dan menjelang waktu berbuka puasa membuat pengguna berkonsentrasi mengejar jadwal KRL yang memungkinkan mereka berbuka di rumah.

"Untuk mengendalikan kepadatan ini, diperlukan kepedulian masyarakat dalam menggunakan KRL. Jam masuk dan pulang kerja yang bersamaan memang jadi tantangan, namun kami mengajak para pengguna untuk tetap bersabar menunggu KRL yang kosong agar tetap menjaga physical distancing," ungkap Anne.

Sekadar informasi, volume penumpang KRL selama era PSBB sudah turun mencapai 80 persen atau hanya melayani 180-190 penumpang per hari. Di mana untuk Jawa Barst lintas Bogor 100-110 ribu penumpang, sementara lintas Bekasi atau Cikarang 28-30 ribu penumpang per hari.

"Setelah kerja sama untuk melakukan test swab ini, KCI juga sangat terbuka untuk bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota/Kabupaten terkait untuk menemukan solusi guna bersama-sama menyaring masyarakat yang akan naik KRL," tutupnya.

Harapannya, physical distancing di KRL bisa tercapai lebih maksimal sementara PT KCI tetap dapat melayani masyarakat yang benar-benar memerlukan transportasi publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper