Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Katulampa Siaga III, Warga Bantaran Ciliwung Diminta Waspada Banjir

Hujan yang mengguyur Bogor sejak Rabu (20/5/2020) sore menyebabkan debit air di Bendungan Katulampa meninggi dengan cepat. Air kiriman diperkirakan sampai di Jakarta sekitar pukul 8 atau 9 pagi.
Ilustrasi - Suasana di bendungan katulampa, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020). Bisnis/Abdurachman
Ilustrasi - Suasana di bendungan katulampa, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat di bantaran dan hilir Kali Ciliwung diminta untuk mewaspadai peningkatan debit air akibat hujan yang mengguyur Bogor sejak Rabu (20/5/2020) sore.

Hal itu diungkapkan Koordinator Sub Unit Pelayanan Ciliwung Katulampa, Andi Sudirman. Pasalnya, tinggi muka air di pintu Katulampa menemus 140 centi meter atau siaga III dan nyaris siaga II.

"Terpantau 21.50 WIB tadi air naik sekaligus dari Cisarua, Megamendung dan di sini," kata Andi, Rabu (20/5/2020).

Andi mengatakan penyebab air naik di TMA Katulampa dengan cepat karena hujan yang mengguyur Bogor sejak sore, begitu deras dan merata. Hujan juga terpantau terus-terusan dan menyumbang air dengan debit 286 kubik liter perdetik, sehingga ketinggian TMA begitu cepat tembus angka 140 pada pukul 22.30 WIB.

"Air ini sampai di Jakarta sekitar pukul 8 atau 9 pagi, pokoknya 11 jam dari sekarang. Jadi waspada banjir," kata Andi.

Namun meski air cepat naik di TMA Katulampa, perlahan menjelang malam mulai pukul 22.58 hingga pukul 23.10 air mulai surut. Andi menyebut terpantau pukul 23.15 sampai pukul 23.30 TMA Katulampa tercatat 120 hingga 110 Cm. Artinya, Andi mengatakan jika hujan tidak kembali maka air akan kembali surut dan normal.

"Nah perihal cuaca kita terus koordinasi dengan BMKG," kata Andi.

Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Citeko, Kabupaten Bogor, Asep Firman Ilahi, mengatakan memang beberapa hari terakhir di bulan Mei ini, cuaca akan terus ekstrim dan menyebabkan hujan lebat disertai guntur dan angin kencang.

"Kami memprediksi sampai akhir bulan ini dan awal Juni. Tapi perubahan iklim menuju kemarau," kata Asep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper