Bisnis.com, JAKARTA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahap akhir di Jakarta resmi ditutup pukul 15:00 WIB, Rabu (8/7/2020).
Selain jalur tahap akhir, Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga menyediakan berbagai jalur lain untuk seleksi PPDB SMA pada tahun ini.
Jalur tersebut adalah jalur prestasi akademik luar DKI, afirmasi, inklusi, prestasi, anak tenaga kesehatan korban Covid-19, zonasi, pindah tugas orang tua dan anak guru, dan zonasi bina RW sekolah.
Dari kedelapan jalur tersebut, jalur zonasi di SMA DKI Jakarta memiliki kuota terbanyak, yaitu sampai 12.693 siswa.
Sementara itu, jalur tahap akhir menerima 2.513 siswa, prestasi akademik 1.233 siswa, afirmasi 118 siswa, inklusi 1.608 siswa, prestasi 1.353 siswa, pindah tugas orangtua dan anak guru 1.233 siswa, dan paling sedikit adalah di jalur anak tenaga kesehatan korban Covid-19 satu siswa.
Untuk PPDB tahap akhir, pengumuman seleksi tahap akhir juga bisa diakses di https://ppdb.jakarta.go.id/#/030001/hasil/seleksi/32010002/1000/1/simple mulai pukul 17:00 WIB dengan memilih sekolah yang sudah didaftarkan.
Baca Juga
PPDB DKI Jakarta tahun ini menuai banyak polemik di tengah masyarakat seperti zonasi dan batasan umur membuat banyak orangtua yang kesulitan memasukkan anaknya ke sekolah negeri.
Seperti akun @betawi_86 di twitter yang mengatakan bahwa proses PPDB tahun ini menyulitkannya sebagai orangtua, terutama di masa pandemi Virus Corona ini
“Tolong dipermudah dong, dengan situasi pandemi gini, gimn nasib ortuny yg dirumahkan yg g ada penghasilan. Masuk swasta hrs siap duit. Apakah ada cara lain lagi. Saya udah ikutin smua ank saya g keterima jg. Jgnkan beli formulir swasta. Untuk mkn dan jjn bocah aj alhamdulillah,” cuitnya di Twitter.
Senada, akun @langitjingga21 juga mengeluhkan proses PPDB tahun ini.
“Bener banget cukup prihatin dimana ada salah satu keluarga saya mengalami ketidak adilan ppdb ini anaknya 2 yg kecil mau smp umurnya cukup tapi ga dpt negeri dan kakanya yg mau masuk kuliah harus menunda karena adiknya mau ga mau masuk swasta akibat kebijakan ga rasional,” tulisnya.