Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Kesehatan DKI Jakarta memetakan terdapat 10 Kelurahan dengan akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tertinggi di wilayah DKI Jakarta yang dihimpun sejak awal Maret lalu.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati melaporkan terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tertinggi sebanyak 597 pada hari ini, Kamis (6/8/2020). Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak awal pandemi.
Dari jumlah itu, Dinkes DKI Jakarta menerangkan, secara akumulatif total kasus terkonfirmasi di wilayah DKI Jakarta sebanyak 23.863 orang.
Jumlah penambahan kasus itu, disertai dengan penambahan pasien positif Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 338 orang dan angka kematian sebanyak 13 orang pada hari ini.
Kendati demikian, jumlah kasus aktif yang tengah mendapat perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan sebanyak 7.949 orang.
Adapun 10 kelurahan yang mencatat kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tertinggi di DKI Jakarta meliputi:
1. Pademangan Barat, 291 kasus
2. Penjaringan, 209 Kasus
3. Sunter Agung, 203 Kasus
4. Sunter Jaya, 190 kasus
5. Cempaka Putih, 173 kasus
6. Lagoa, 171 kasus
7. Kramat, 163 kasus
8. Petamburan, 158 kasus
9. Palmerah, 157 kasus
10. Kebon Bawang, 151 kasus
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti berdalih meningkatnya positivity rate atau rasio positif Covid-19 yang mencapai 7,4 persen sepekan terakhir di wilayah DKI Jakarta disebabkan karena rendahnya kemampuan testing yang dilakukan daerah penyangga.
“Minggu ini kita mencapai 7,4 persen, artinya ini menjadi warning untuk kita semua karena positivity rate di DKI meningkat. Bagaimana kita menyinergikan DKI bersama dengan Bodetabek, karena tidak mungkin DKI bergerak sendiri,” kata Widyastuti dalam webinar pada Kamis (6/8/2020).
Dia beralasan setidaknya dua hingga empat juta penduduk di sekitar wilayah DKI Jakarta hilir mudik di dalam kondisi normal atau sebelum pandemi Covid-19.
Menurut dia, pada saat perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I mobilitas orang sudah kembali tinggi.
“Tetapi kalau kita melihat proporsi data [tes] gapnya sangat jauh. Artinya dengan upaya testing kita yang sudah luar biasa tanpa dibarengi dukungan tetangga, kita akan kesulitan karena tidak akan selesai-selesai, pada saat mobilitas penduduk masih sangat luar biasa,” kata dia.