Bisnis.com, JAKARTA – DKI Jakarta baru saja mendapat penghargaan Kota Terbaik di Dunia dalam Sustainable Transport Award 2021.
Pengamat mengatakan, bahwa penghargaan itu dinilai dari keberlanjutan program-program dari kepemimpinan gubernur beberapa tahun lalu, dan pekerjaan rumah Pemprov DKI Jakarta masih banyak.
Pengamat Transportasi dari Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan kemenangan DKI Jakarta tahun ini tidak terlepas dari program penataan transportasi Jakarta dari gubernur-gubernur sebelumnya.
“Kemenangan ini kan karena tidak bisa didapatkan dari satu periode saja,” kata dia kepada Bisnis, Sabtu (31/10/2020).
Djoko menyebut, revolusi dan keberlanjutan transportasi di Jakarta mulai dari 2004 sejak ada Transjakarta, ditambah pada 2013 ada penataan Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, walaupun tidak hanya di Jakarta.
“Ini tugas yang berkelanjutan, makanya gubernur memang harus saling berkomitmen menjaga keberlanjutan ini. Jangan performa yang sudah ada dihentikan,” kata dia.
Baca Juga
Dengan kemenangan DKI Jakarta ini, harapannya juga bisa dicontoh oleh daerah-daerah lain, sehingga tidak perlu studi di luar negeri untuk membangun dan menata transportasi di kotanya, tinggal lihat Jakarta saja. Kendati demikian, penghargaan tersebut bukan semata-mata transportasi DKI Jakarta tanpa cela.
Djoko mengungkapkan, masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dilanjutkan dan diselesaikan oleh Gubernur DKI Jakarta.
“Misalnya membangun jalur sepeda yang berkeselamatan, ada pelindungnya, dan ada regulasinya. Karena yang sudah dibangun di Jakarta sekarang tidak ada pelindungnya dan malah kena gangguan jadi tempat parkir ojol dan sebagainya. Belum lagi kalau kecelakaan tidak ada regulasi yang mengatur siapa yang harus tanggung jawab,” ujarnya.
Kemudian, untuk angkutan-angkutan yang masih buruk, meskipun sebagian sudah mulai digantikan dengan JakLingko, namun di beberapa titik masih semrawut dan perlu perbaikan.
“Ada juga beberapa aturan yang sudah baik kemudian dicabut untuk alasan politis, seperti Pergub 141 Tahun 2015 tentang pelarangan sepeda motor melintas di Jalan Sudirman-MH Thamrin kemudian sekarang diperbolehkan, seperti ini tidak menunjukkan keberlanjutan, yang sudah baik malah dihilangkan,” kata dia.
Djoko menegaskan yang jadi fokus sekarang adalah melakukan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, yang mana juga masih berkaitan dengan isu politis.
“Tapi, inovasi kan tidak itu saja, yang belum selesai sekarang juga bisa terus dilanjutkan. Selain jalur sepeda, misalnya nanti jadi ada ERP [electronic road pricing] kan tidak perlu ada ganjil genap juga,” kata Djoko.
Dalam acara Mobilize Virtual Summit 2020, DKI Jakarta memenangkan kota dengan keberlanjutan transportasi terbaik di dunia.
Kemenangan ini merupakan kedua kalinya untuk Jakarta, setelah tahun lalu juara dua. Jakarta terus berinovasi dan berhasil mengalahkan puluhan kota besar dunia lainnya, seperti Auckland, Bogota, Buenos Aires, Charlotte, Frankfurt, Moscow, San Francisco dan Sao Paulo.
Sustainable Transport Award (STA) sendiri merupakan ajang penghargaan tahunan yang menilai perbaikan mobilitas kota dan inovasi sistem transportasi.
Dalam STA, visi, konsep dan eksekusi yang dijalankan setiap kota dinilai oleh komite juri yang terdiri dari lembaga-lembaga global seperti Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Bank Dunia, International Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI).