Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui adanya penurunan kapasitas pemeriksaan spesimen Covid-19 di DKI Jakarta. Hanya saja, Ariza menerangkan, penurunan itu dalam jumlah yang relatif kecil.
“Memang ada beberapa pengurangan [kapasitas] sedikit, tetapi terus ke depan diupayakan untuk terus ditingkatkan,” kata Ariza melalaui sambungan telepon pada Senin (9/11/2020).
Kendati ada pengurangan, Ariza mengatakan, proporsi pemeriksaan spesimen Covid-19 milik DKI Jakarta masih tertinggi secara nasional. Pasalnya, kapasitas pemeriksaan spesimen milik DKI Jakarta menyumbang sekitar 45 persen dari keseluruhan cakupan testing nasional.
“DKI Jakarta itu memberikan kontribusi lebih dari 45 persen terkait testing dari angka nasional. Jadi kan banyak sekali Jakarta. Dari 34 provinsi, Jakarta merupakan yang paling banyak melakukan testing,” kata dia.
Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mensinyalir penurunan secara signifkan kasus konfirmasi positif Covid-19 harian di DKI Jakarta berbanding lurus dengan cakupan testing yang terbilang rendah selama dua pekan terakhir.
“Apakah ini karena keberhasilan PSBB transisi tentu ada pengaruhnya. Tetapi seberapa jauh, trennya ini menurun, sebetulnya belum bisa dipastikan karena cakupan testing yang menurun ini yang membuat adanya keraguan dalam melihat tren yang ada di DKI,” kata Dicky melalui pesan suara pada Senin (9/11/2020).
Dicky berpendapat cakupan testing Covid-19 di Ibu Kota belum waktunya untuk diturunkan. Dia beralasan persentase kasus konfirmasi positif atau positivity rate DKI Jakarta belum berada di bawah lima persen.
“Karena angka rata-rata kematian di DKI dua digit dan angka kematian dengan protokol Covid-19 dua kali lipat dari kematian konfirmasi positif. Ini sinyal yang serius bahwa pengendalian Covid-19 di DKI belum terkendali dan aman,” tuturnya.
Pemprov DKI Jakarta mencatat terjadi penurunan signifikan dari kasus aktif sebesar 55,5 persen selama 14 hari terakhir dari 12.481 pada 24 Oktober menjadi 8.026 pada 7 November 2020.
Selain itu, tingkat kesembuhan juga menunjukan menunjukkan tren perbaikan dengan 90,7 persen pada 7 November 2020. Sementara itu, pada dua pekan sebelumnya tingkat kesembuhan berada di angka 78,9 persen (26/9), 82,3 persen (10/10), dan 85,4 persen (24/10).
Kemudian, tingkat kematian di Pemprov DKI juga cenderung stabil di angka 2,1 persen pada 7 November dan 24 Oktober 2020. Angka tingkat kematian tersebut menunjukkan tren penurunan dibandingkan dua pekan sebelumnya yaitu 2,4 persen (26/9) dan 2,2 persen (10/10).
Jumlah laporan akumulatif kasus terkonfirmasi positif pun menunjukkan tren pelambatan. Pada 7 November 2020, kasus konfirmasi positif di Jakarta berjumlah 111.201 atau meningkat 9,87 persen dibanding dua pekan sebelumnya 100.220 (24/10).
Angka tersebut menurun jika dilihat pada perubahan data kasus positif 70.184 (26/9) dan 85.617 (10/10) yang meningkat 18,03 persen serta perubahan data kasus positif 85.617 (10/10) dan 100.220 (24/10) atau meningkat 14,57 persen.
Dari data tersebut, terlihat bahwa peningkatan akumulasi kasus konfirmasi positif di DKI Jakarta setiap dua pekan menunjukkan tren penurunan yaitu 18,03 persen pada 26 September-10 Oktober, 14,57 persen pada 10-24 Oktober, dan 9,87 persen pada 24 Oktober-7 November 2020.