Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan mempertahankan kebijakan belajar dari rumah untuk semester genap 2020/2021 tidak lantas membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membatalkan ancang-ancang persiapan belajar tatap muka di berbagai sekolah ibu kota.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta berkata proses asesmen terhadap seluruh sekolah akan tetap dilakukan. Salah satunya adalah dengan merilis laman Siap Belajar yang kini sudah bisa diakses www.siapbelajarjakarta-jakartagis.hub.arcgis.com.
"Laman Siap Belajar ini bertujuan untuk mengukur kesiapan satuan-satuan pendidikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada semester genap TA 2020/2021," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Sabtu (2/1/2021).
Nahdian berkata proses asesmen tidak dilakukan sendirian oleh Pemprov. Pihaknya juga terus mengadakan diskusi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
"Kami juga selalu berkoordinasi dengan banyak pihak, mulai dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), para pakar pendidikan, platform dan para mitra pendidikan, serta orang tua untuk dapat memastikan standar asesmen yang kami lakukan dapat lebih akurat."
Sekolah yang lolos asesmen dicanangkan akan mulai menerapkan pembelajaran campuran, alias blended learning pada tahun ajaran mendatang. Blended learning merupakan pembelajaran campuran yang mengkombinasikan skema tatap muka dan virtual.
Baca Juga
Hingga kini, pandemi Covid-19 masih jadi momok utama bagi Pemprov untuk mulai melakukan belajar tatap muka. Pada Jumat (1/1/2021) misal, DKI Jakarta masih menempati posisi teratas penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia dengan tambahan 1.956 kasus baru.
Adapun secara akumulatif, data Satgas Penanganan Covid-19 menyebut bahwa kasus tambahan nasional kemarin meningkat 8.072 kasus. Penambahan tersebut bikin kasus kumulatif di Indonesia telah mencapai 751.270, dengan 617.936 di antaranya telah sembuh dan 22.329 meninggal.