Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Meroket, Kapasitas Rumah Sakit di Jakarta Tersisa 13 Persen!

Kapasitas 13 persen itu untuk menampung pasien Covid-19 yang berasal dari Jakarta dan luar Jakarta.
Foto aerial suasana malam hari di Rumah Sakit Darurat (RSD) Penanganan Covid-19 Kompleks Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Selasa (22/12/2020).  ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Foto aerial suasana malam hari di Rumah Sakit Darurat (RSD) Penanganan Covid-19 Kompleks Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Selasa (22/12/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkap, kondisi rumah sakit (RS) di Ibu Kota. Kini, kapasitas yang tersisa hanya 13 persen untuk menampung pasien Covid-19.

Dikutip dari akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta, Selasa (19/1/2021), kapasitas 13 persen itu untuk menampung pasien Covid-19 yang berasal dari Jakarta dan luar Jakarta.

Adapun, BOR (angka penggunaan tempat tidur di rumah sakit) di DKI Jakarta sebanyak 87 persen, karena melayani warga lintas provinsi.

“Bila hanya memperhitungkan warga dalam satu provinsi yaitu warga DKI Jakarta, maka angkanya sebesar 63 persen,” tulis Pemprov DKI.

Jika dibandingkan dengan BOR provinsi lain, maka BOR DKI Jakara lebih tinggi. Sebagai gambaran, BOR di Provinsi Banten 79 persen, DIY 78, Jawa Barat 73 persen, dan Jawa Timur 69 persen.

“Kita perlu bergandeng tangan untuk bersama menangani pandemi ini. Seluruh warga Jabodetabek harus sama-sama tingkatkan disiplin, ingatkan sesama, saling menjaga, bersama kita putuskan rantai penularan Covid-19,” tulis Pemprov DKI.

Sebelumnya, epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai, pengetatan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Ibu Kota, belum maksimal.

Akibatnya, penularan Covid-19 masih sulit dikendalikan.

"Kalau mau PSBB seperti ini harus dilakukan dengan serius. Kalau mau lebih baik di- lockdown atau PSBB tingkat berat," kata Tri, Senin (18/1/2021).

Dia melihat pembatasan sektor usaha hingga 25 persen tidak dilaksanakan dengan serius. Hal itu bisa dilihat dari masih padatnya jalan di DKI.

"Kalau memang 25 persen itu ditaati tidak mungkin kepadatan di Jakarta masih seperti sekarang. Kalau 75 persen di rumah pasti Jakarta jauh lebih sepi dari sekarang," ujarnya.

Menurut Tri, pemerintah bakal kesulitan mengendalikan wabah, jika pengawasan tidak dilakukan dengan benar.

Dengan angka rasio positif yang sudah tembus di angka 18 persen, menurut dia, imbauan protokol kesehatan 3M, menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan belum cukup.

"Sekarang imbauannya orang benar-benar tidak boleh keluar kalau tidak mendesak," ujarnya.

Dalam beberapa hari terakhir pada masa PSBB ketat, Pemerintah DKI mencatat penambahan kasus Covid-19 di Ibu Kota selalu bertambah lebih dari 3 ribu kasus sehari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper