Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta menerima bantuan pasokan daging sapi beku sebanyak 1,2 ton per hari dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) setelah adanya aksi pemogokan dari Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Provinsi DKI Jakarta.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan bantuan stok daging itu diharapkan dapat menekan kenaikan harga di kisaran Rp70.000 hingga Rp90.000 per kilogram sesuai dengan spesifikasi daging.
“Untuk antisipasi kekosongan stok ini, Dinas KPKP bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan Kemenperin untuk menyediakan daging di lima tempat dengan harga di kisar Rp70.000 sampai Rp90.000 per kilogram,” kata Suharini melalui sambungan telepon pada Kamis (21/1/2021).
Di sisi lain, dia menerangkan, kebutuhan konsumsi masyarakat DKI Jakarta terhadap daging sapi saat ini mencapai 7 ribu ton per bulan. Sementara, ketersediaan daging yang ada di BUMD PD Dharma Jaya hanya berada di kisaran 700 ton per bulan.
“Per bulan itu kurang lebih konsumsi masyarakat 7 ribu ton dan di BUMD stoknya di kisaran 700 ton per bulan. Tetapi itu kan stok yang kelihatan ada stok-stok di kantong-kantong seperti super market dan 1,2 ton akan didatangkan dari BKP,” kata dia.
Adapun stok daging sapi beku yang disiapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan BKP disalurkan di lima tempat yakniTani Indonesia Center (TTIC) Pasar Minggu, TTIC Rawa Sari, TTIC Pangkalan Jati, TTIC Kalideres dan TTIC Klender.
Baca Juga
Sebelumnya, para pedagang daging sapi di kawasan Jabodetabek yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) memulai aksi mogok jualan pada hari ini, Rabu (20/1/2021).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APDI Asnawi menjelaskan kenaikan harga telah dirasakan dari sisi usaha penggemukan sapi bakalan eks-impor. Dia mengatakan importir telah memperoleh harga yang tinggi dari negara produsen.
Selama ini, impor sapi bakalan yang dilakukan RI berasal dari Australia. Asnawi mengemukakan harga sapi bakalan telah menyentuh US$3,6 per kilogram bobot hidup dan harga per Januari-Februari 2021 di kisaran US$3,9 per kilogram bobot hidup.
“Ini belum termasuk biaya bongkar muat pelabuhan dan biaya angkutan. Sejak Juli total kenaikan Rp13.000 per kilogram,” ujar Asnawi.
Kenaikan ini lantas berimbas ke rantai pasok lainnya. Asnawi mengatakan kenaikan harga daging di distributor telah mencapai Rp12.000 per kilogram, sehingga harga daging yang mulanya Rp115.000 per kilogram menjadi Rp125.000 sampai Rp127.000 per kilogram.
Akibat tingginya harga daging di distributor, banyak pedagang yang harus menjual dengan harga Rp130.000 per kilogram di tingkat pengecer.