Bisnis.com, JAKARTA - Proyek pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) yang direncanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dikritik dan dinilai hanya akan menghambur-hamburkan uang.
Kritikan disampaikan Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino lantaran tidak ada kejelasan mengenai hasil akhir program tersebut untuk publik.
"Pertama itu memang tidak efisien hanya buang-buang anggaran dan hasilnya juga hitungannya terhadap penggunaan listrik juga tidak apple to apple dengan cost yang dikeluarkan," kata dia dalam diskusi virtual, Senin (22/2/2021).
Sebelumnya, pemerintah DKI Jakarta merencanakan pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) ditunjuk untuk menggarap proyek ITF di utara dan barat Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah meletakkan batu pertama alias groundbreaking pembangunan ITF Sunter pada 20 Desember 2018. Namun, hingga kini pembangunan tak kunjung terlaksana.
Dia menilai bahwa pemerintah DKI ingin mengkonversi sampah menjadi energi melalui ITF hanyalah sebuah narasi cita-cita. Fraksi NasDem di DPRD DKI, dia melanjutkan, menolak program-program yang hanya membuang anggaran tanpa kejelasan hasil akhirnya.
Baca Juga
"Jadi sebenarnya apakah ini hanya gimmick belaka? Pemerintah terlihat ingin mengkonversi sampah dengan suatu energi, itu seperti satu narasi yang bercita-cita, suatu fairy tale story," ujar anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD ini.
Wibi mengatakan, pemerintah DKI seharusnya menyelesaikan persoalan sampah dari hulu. Persoalan terkait adalah perilaku masyarakat yang masih membuang sampah di aliran sungai.
Kepala Seksi Pengendalian Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup DKI Aldi Jansen mengutarkan, memang ITF tak sebanding dengan produk lain jika dimanfaatkan untuk menghasilkan energi. Pemerintah DKI tak fokus pada konversi energi, melainkan bagaimana ITF menghancurkan sampah.
"Memusnahkan sampah yang menjadi tujuan utama kami," ucap dia dalam diskusi yang sama.