Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IGD Ditutup: RSUD Kota Bogor Krisis Oksigen, Nakes dan Obat

Untuk saat ini layanan IGD di RSUD Kota Bogor belum buka atau tutup sementara karena ketersediaan oksigen saat ini sulit.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor./Antara
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor./Antara

Bisnis.com, BOGOR - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor memutuskan untuk menutup sementara pusat layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk masyarakat umum, akibat ketersediaan oksigen tipis.

Bahkan diperkirakan stok itu tidak mencukupi sampai besok.

"Untuk saat ini layanan IGD di RSUD Kota Bogor belum buka atau tutup sementara karena ketersediaan oksigen saat ini sulit," kata Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Kota Bogor, dr. Sari Chandrawati, Kamis (15/7/2021).

Ketersediaan atau stok oksigen tabung yang ada di RSUD Kota Bogor, diutamakan hanya untuk pasien Covid-19 rawat inap yang memerlukan banyak non-rebreathing oxygen face mask (NRM).

"Oksigen tabung kami konsentrasikan untuk pasien rawat inap yang saat ini banyak menggunakan NRM, dengan kebutuhan per pasien 15 liter/menit," kata dia.

Hal serupa diungkapkan Kasi Medik Rawat Jalan RSUD Kota Bogor, dr Yuyung menyatakan jika penutupan pelayanan IGD RSUD Kota Bogor ditutup sejak Rabu (14/7/2021).

"Mulai kemarin (Rabu) siang. Tapi untuk ibu hamil dengan Covid-19 dan non Covid-19 masih kita layani," katanya.

Untuk mengantisipasi persoalan ini berkepanjangan, pihaknya saat ini tengah mengupayakan untuk membuat IGD oksigen central.

"Tapi perlu waktu untuk membangun sarana pipa ini. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi saat ini," ujarnya.

Nakes dan Obat

Dia juga mengatakan, RSUD Kota Bogor saat ini disergap krisis bukan hanya persediaan oksigen. Namun juga masih mengalami krisis tenaga kesehatan (nakes) dan menipisnya stok obat-obatan.

"Kita saat ini masih mengalami krisis atao kekurangan SDM Perawat, dan obat-obatan," kata dia.

Menurut dia, RSUD Kota Bogor sempat mendapatkan bantuan oksigen medis dari CSR PT Pupuk Kujang Cikampek untuk penanganan Covid-19 di Kota Bogor dengan total volume oksigen yang diterima seberat 3 - 4 ton.

Oksigen ini langsung dipindahkan ke liquid oxygen tank dengan kapasitas 8-9 ton milik RSUD Kota Bogor. Akan tetapi, oksigen tersebut hanya bisa digunakan untuk kebutuhan selama 1-2 hari.

"Oksigen ini akan dipasok untuk pasien Covid-19 di Blok II dan Blok III RSUD Kota Bogor, dengan gejala berat yang memakai alat-alat boros oksigen. Total ada 132 pasien," kata Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir.

Dijelaskan, ada beberapa alat bantu pernapasan yang digunakan untuk perawatan pasien Covid-19. Seperti ventilator, High Flow Nasal Cannula (HFNC) hingga NRM.

"Untuk penggunaan satu ventilator bisa menghabiskan 25 liter oksigen per menit. Sedangkan HFNC, 60 liter oksigen per menit," kata dia.

Sementara NRM, 15 liter per menit. Kemudian, alat bantu pernafasan kanul dengan selang, minimal menghabiskan 5 liter oksigen per menit, ketika kondisi Covid-19 di Kota Bogor masih landai, oksigen yang tersedia, kata Ilham Chaidir, bisa digunakan untuk satu pekan.

"Namun saat terjadi lonjakan kasus Covid-19, persediaan oksigen hanya bisa digunakan untuk 1 hingga 2 hari," ujarnya.

 Tak Terima Pasien Covid-19

Dengan kondisi ketersediaan oksigen menipis, RSUD Kota Bogor tidak berani untuk menampung tambahan pasien Covid-19.

"Jika pasokan oksigen lancar, RSUD Kota Bogor bisa menyediakan ruang perawatan, maksimal 373 tempat tidur, "kata dia.

Sementara itu Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menuturkan, persoalan stok oksigen ini harus segera diatasi. Karena oksigen tidak ada bukan hanya meningkatkan angka kematian, melainkan mengurangi ketersediaan tempat tidur atau BOR.

"Jadi sekarang IGD kosong, padahal tempat tidurnya ada, karena tidak ada oksigennya, jadi oksigen ini penting sekali ya," kata Bima.

Dia pun berharap bantuan pasokan ketersediaan oksigen untuk Kota Bogor pada Pemerintan Pusat meski pihak Satgas Covid 19 Kota Bogor sudah menerima bantuan pasokan oksigen dari Kemenkes dan CSR dari perusahaan.

"Kita sudah betul-betul minta bantuan ke Pemerintah Pusat agar tempat pengisian oksigen ditambah pasokannya," tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper