Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat positif Covid-19 atau positivity rate DKI Jakarta sudah berada di posisi aman sesuai dengan anjuran minimal Badan Kesehatan Dunia atau WHO sebesar 5 persen.
Tingkat positif itu dilaporkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Minggu (29/8/2021).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pandemi di Ibu Kota relatif terkendali apabila tingkat positif Covid-19 berada minimal 5 persen.
Belakangan, kurva Covid-19 di Ibu Kota terlihat melandai secara konsisten sejak masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM pada akhir Juni 2021 lalu.
“Jakarta, alhamdullilah kondisi sudah stabil, kita tanggal 16 Juli itu puncak 113 ribu kasus aktif. Sekarang tinggal 8 ribuan, turun lebih dari 100 ribu,” kata Anies saat memberi kata sambutan dalam Anugerah Jurnalistik Mohammad Husni Thamrin Ke-47 di Balai Kota, Rabu (25/8/2021).
Berdasarkan data milik Dinas Kesehatan DKI Jakarta, jumlah kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota hingga Minggu (29/8/2021) tercatat sebanyak 7.753 orang.
Baca Juga
Sementara, jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota sebanyak 849.843 selama tiga semester belakangan.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 828.838 dengan tingkat kesembuhan 97,5 persen, dan total 13.214 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3,2 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 5 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 14,8 persen. WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.
Warga bersepeda di kawasan Bundaran HI saat pemberlakuan PPKM level 3 di Jakarta, Minggu (29/8/2021). Memasuki PPKM level 3 warga Jakarta mulai antusias beraktivitas olahraga di ruang terbuka. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Di sisi lain, Anies membeberkan, tingkat keterpakaian tempat tidur pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan turun drastis jika dibandingkan dengan puncak pandemi pada awal Juli lalu.
Tingkat keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi mencapai 17 persen dari 8.745 unit. Dengan demikian, total pasien yang dirawat di ruangan itu sekitar 1.486 orang.
Di sisi lain, tingkat keterpakaian tempat tidur di ruang ICU berada di posisi 30 persen dari kapasitas 1.468 tempat tidur. Dengan demikian, sekitar 440 pasien tengah menjalani perawatan di ruang ICU.
“Kalau tingkat keterpakaian tempat tidur Jakarta 22 persen dan seperempat sampai sepertiga dari yang dirawat di Jakarta adalah warga luar Jakarta, jadi warga Jakartanya sendiri sudah di bawah 22 persen,” tutur Anies.
Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memvaksin sebanyak 9.629.886 orang atau mencapai 107,7 persen dari target tahap pertama. Sementara, realisasi vaksinasi tahap kedua mencapai 5.507.262 orang atau 61,6 persen. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyesuaikan kembali target vaksinasi di Ibu Kota mencapai 8.941.211 orang.
Adapun, capaian vaksinasi dosis pertama untuk anak usia 12-17 tahun sebanyak 80,9 persen dan untuk dosis kedua sebanyak 53,1 persen. Sedangkan warga usia 18-59 tahun, untuk dosis pertama telah dilakukan sebanyak 114,2 persen dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 61,1 persen.
Pada kelompok lansia, vaksinasi dosis pertama telah dilakukan sebanyak 86,6 persen dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 74,2 persen. Vaksinasi gotong royong, untuk dosis pertama telah diberikan kepada 197.172 orang dan dosis kedua sebanyak 154.947 orang.
Sebelumnya, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman membeberkan minimal 50 ribu kasus positif Covid-19 tidak berhasil diidentifikasi di Indonesia sejak dominasi varian Delta.
Hal itu diungkapkan Dicky menyusul kekhawatiran potensi relaksasi yang diambil pemerintah atas kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) belakangan ini.
“PPKM belum mengubah skenario, yang saat ini pun banyak kasus yang tidak terdeteksi, kasus-kasus yang tidak terdeteksi ini akan menjadi penyebab klaster lain,” kata Dicky melalui pesan suara, Senin (23/8/2021).
Menurut dia, bentuk PPKM saat ini tidak efektif untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat. Dia menggarisbawahi kebijakan itu hanya memperlambat laju penyebaran virus.
“Penyebaran dari varian delta ini di mana-mana akan menimbulakn lonjakan-lonjakan lain, selain adanya varian baru yang lebih super ingat PPKM ini hanya memperlambat penyebaran virus,” tuturnya.