Bisnis.com, JAKARTA -- Produksi tahu-tempe di Provinsi DKI Jakarta merosot signifikan selama periode Januari 2022 hingga bulan Februari 2022 seiring dengan melonjaknya harga bahan baku kedelai di pasaran.
Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun mengatakan produksi harian tahu-tempe di Ibu Kota turun dari titik normal sebanyak 150 kg per hari menjadi 100 kg per hari.
"Produksi harian turun dari normal 150 kg sehari menjadi 100 kg. Bahkan, bisa mencapai 80 kilo ketika hari libur," ujar Khairun kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/2/2022).
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 sekitar Rp11.240 per kg. Namun, mengacu kepada data terakhir Kemendag hingga Sabtu (19/2), harga kedelai impor di jakarta mencapai Rp14.000.
Menyikapi kondisi tersebut, kata Khairun, para perajin tahu-tempe di wilayah Jabodetabek sepakat untuk melakukan aksi mogok sebagai langkah menyuarakan persoalan perajin tahu-tempe yang tergencet tingginya harga bahan baku.
"Aksi mogok dari Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022) sebagai upaya mendorong pemerintah untuk mengambil langkah mengatasi permasalahan harga kedelai," jelasnya.
Baca Juga
Lebih jauh, Khairun mengeluhkan lonjakan harga kedelai yang sebagian besar, atau tepatnya 80 persen, diimpor dari luar negeri terjadi secara signifikan sejak tahun lalu.
Pada 2020, jelasnya, rerata harga kedelai Ro7.000 per kg. Namun, pada 2021 naik menjadi Rp9.500 per kg dan sempat memicu terjadinya aksi mogok serupa oleh kalangan perajin tahu-tempe, sebelum akhirnya melonjak ke kisaran Rp14.000 - Rp15.000 per kg pada Februari 2022.
Khairun menyebut lonjakan harga kedelai tidak terhindarkan, padahal persediaannya dikatakan masih sangat mencukupi di gudang milik para tengkulak komoditas yang notabene merupakan sumber protein utama masyarakat Indonesia itu.