Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disurati Warga, Pemprov Janjikan Tarif Air Bersih di DKI Murah

Pemprov DKI akan memberikan tarif murah bagi warga Ibu Kota untuk mengakses fasilitas air bersih di 100 kios yang bakal dibangun tahun ini
Sebagian warga DKI Jakarta masih sulit mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari./Istimewa
Sebagian warga DKI Jakarta masih sulit mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan tarif murah bagi warga Ibu Kota untuk mengakses fasilitas air bersih di 100 kios yang bakal dibangun tahun ini setelah sejumlah warga menyurati Gubernur DKI Anies Baswedan terkait masalah air bersih.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris mengatakan tarif murah tersebut dijamin oleh Pergub 57/2021 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis Air Minum Semester 1 Tahun 2007.

\"Pergub ini disiapkan untuk supaya warga bisa mendapatkan harga yang murah, bukan cuma dapat airnya saja. Sangat murah kok, jangan khawatir,\" kata Afan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Dia menjelaskan, tahun ini Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) DKI Jakarta akan membangun 100 unit kios air bersih dalam pengerjaan yang dilakukan secara bertahap. Pengerjaan, sambungnya, akan dilakukan secepatnya.

Sebelumnya, Koperasi Konsumen

Limbah Jaya Bersama (KKLJB) menyampaikan surat permohonan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hari ini, Selasa (22/2/2022), terkait dengan 3 kampung yang memiliki masalah akut dalam hal air bersih.

Ketiga kampung tersebut, antara lain permukiman kampung di wilayah Blok Limbah, Blok Eceng, dan Blok Empang.

\"Sejak pertama kali kampung bertumbuh hingga sekarang belum pernah ada layanan air

minum dari Pemprov DKI Jakarta yang masuk, kecuali 1 kios yang dibangun pada 2020 di Kampung Blok Eceng, tapi itupun dioperasikan

secara komersial,\" tulis pihak KKLJB dalam permohonan yang disampaikan.

Permukiman kampung di 3 wilayah itu dikatakan telah ada sejak 1980-an dengan mayoritas warga bekerja sebagai nelayan tradisional, meliputi nelayan tangkap, nelayan pengolah, dan pedagang ikan.

Untuk membeli air bersih untuk minum dan masak, tiap keluarga di permukiman tersebut mesti merogoh kocek senilai Rp13.000 per hari. Sementara untuk kebutuhan air cuci dan mandi, per keluarga harus membayar Rp25.000 per hari.

Total, tiap keluarga di ketiga lokasi permukiman tersebut yang berjumlah 1.286 dengan kebutuhan air bersih harian 228 liter harus mengeluarkan biaya senilai Rp38.000 atau sebesar Rp.1.140.000 bulan.

Biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh seluruh keluarga 3 lokasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan air senilai Rp48,8 juta atau per bulan Rp.1,46 miliar per bulan.

\"Dengan mayoritas warga yang berprofesi di bidang nelayan tradisional dan sector

ekonomi informal lainnya, biaya sebesar itu sangat membebani ekonomi keluarga,\" tutur warga yang tergabung dalam KKLJB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper