Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Ekonomi Jakarta Terkini, Sepeninggalan Anies

Kondisi ekonomi DKI Jakarta meningkat pada Triwulan II/2022 yakni sebesar 5,59 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
Kondisi Ekonomi Jakarta Terkini, Sepeninggalan Anies. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Kondisi Ekonomi Jakarta Terkini, Sepeninggalan Anies. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan berakhir pada 16 Oktober mendatang. Dia diketahui telah memimpin Ibu Kota sejak 5 tahun silam.

Dia dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih kala itu, Sandiaga Uno dilantik pada Oktober 2017. Kini digantikan oleh Politisi Partai Gerindra Ahmad Riza Patria yang dilantik pada 20202.

Lalu bagaimana kondisi ekonomi DKI Jakarta jelang Anies dan Riza Patria purnatugas?

Mengutip laman Bank Indonesia (BI) kondisi ekonomi DKI Jakarta meningkat pada Triwulan II/2022 (April hingga Juni) yakni sebesar 5,59 persen (yoy). Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan Triwulan I (Januari hingga Maret) yakni sebesar 4,62 persen (yoy).

DKI Jakarta memang tengah berfokus pada pemulihan ekonomi pascatingginya kasus pandemi Covid-19 pada 2020 sampai 2021. Pertumbuhan ekonomi juga didukung dengan meningkatnya mobilitas dan aktivitas masyarakat.

Seiring dengan terus berlangsungnya program vaksinasi booster, momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), dan berbagai event yang berlangsung di DKI Jakarta. Pemerintah juga diketahui telah menetapkan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level I dengan aturan 100 persen kapasitas di berbagai lokasi.

Dengan pangsa sebesar 16,66 persen terhadap perekonomian nasional pada triwulan II 2022, perekonomian DKI Jakarta kembali tumbuh lebih tinggi dibandingkan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,44 persen (yoy).

Kondisi inflasi Jakarta saat ini

DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Anies juga diklaim mampu mengendalikan laju inflasi. Menurut catatan BI, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan II 2022 masih terkendali meskipun mengalami peningkatan.

Adapun, inflasi IHK Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II 2022 tercatat sebesar 2,88 persen (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya 2,00 persen (yoy).

Meningkatnya inflasi dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya yakni meningkatnya harga komoditas global yang memengaruhi harga komoditas domestik.

Kemudian ada peningkatan permintaan masyarakat sejalan dengan pelaksanaan bulan Ramadhan dan Idul Fitri di April dan Mei 2022. Tekanan inflasi yang meningkat pada triwulan II 2022 terutama disumbang oleh beberapa komoditas antara lain angkutan udara, bensin, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga (khususnya elpiji) dan cabai merah.

Kendati demikian, capaian tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional yang sebesar 4,35 persen (yoy) dan juga lebih rendah dibandingkan inflasi di Pulau Jawa 3,93 persen (you).

Ekonomi DKI Jakarta pada 2022 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5,3-6,1 persen (yoy). Prakiraan tersebut didorong oleh beberapa faktor yakni meredanya jumlah kasus Covid-19 sehingga berdampak pada pelonggaran level PPKM dan restriksi protokol kesehatan, akselerasi program vaksinasi ketiga (booster) di DKI Jakarta.

Kemudian pelaksanaan berbagai kegiatan MICE dan event baik dalam skala nasional maupun internasional di 2022. Dari sisi pengeluaran, motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada 2022 masih bersumber dari konsumsi rumah tangga.

Sementara itu, dari sisi lapangan usaha (LU) perekonomian DKI Jakarta pada 2022 akan ditopang oleh pertumbuhan beberapa LU utama yaitu industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran dan reparasi kendaraan bermotor, konstruksi, serta informasi dan komunikasi.

Dari sisi harga, inflasi DKI Jakarta pada 2022 diprakirakan akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun tetap terjaga di kisaran target inflasi nasional sebesar 3 ± 1 persen (yoy). Tekanan inflasi utamanya bersumber dari meningkatnya harga komoditas pangan dan energi global akibat proteksionisme pangan serta masih berlanjutnya peningkatan tensi geopolitik antara negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper