Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI menyatakan Jakarta Timur menjadi salah satu wilayah paling menyumbang polusi di ibu kota seiring banyaknya industri di wilayah tersebut.
“Wilayah Jakarta Timur memiliki banyak industri dan berpotensi menjadi salah satu penyumbang sumber emisi tidak bergerak di DKI Jakarta,” ujar Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangan resmi, Selasa (26/9/2023).
Asep juga mengatakan saat ini DLH DKI terus memantau industri terutama yang masih menggunakan bahan bakar batubara dalam operasionalnya. Terutama di wilayah-wilayah yang memiliki kawasan Industri seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
“Jadi kita harus awasi secara menyeluruh semua industri terutama yang masih menggunakan batubara. Pengawasan ini juga bagian dari sosialisasi target Pemprov DKI yang pada 2030 semua industri di Jakarta harus rendah emisi,” jelasnya.
Selain itu, menurut data hasil pantauan Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) milik DLH DKI Jakarta, wilayah Jakarta Timur jadi salah satu wilayah yang memiliki rata-rata Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) paling tinggi dibanding wilayah-wilayah lainnya.
“Kalau begitu, semua yang berpotensi mencemari kualitas udara akan diawasi, dan operasi ini adalah bentuk pengawasan. Tentu, jika terbukti melanggar jelas akan kami sanksi bahkan sampai pencabutan izin lingkungan,” jelasnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, pada hari ini DLH DKI bersama dengan Suku Dinas LH Jakarta Timur, dan Polda Metro Jaya, kembali melakukan operasi pengawasan kepada cerobong pabrik di Jakarta Timur. Kali ini, pabrik yang didatangi Satgas adalah PT CIF, perusahaan pembuatan pakan ternak.
Adapun operasi tersebut merupakan pengawasan rutin dalam rangka invertarisasi dan pengendalian pencemaran udara emisi tidak bergerak yang ada di wilayah DKI Jakarta.
“Tim Satgas terus mengawasi cerobong-cerobong industri yang berpotensi sebagai sumber pencemar udara di Jakarta,” jelasnya.