Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono menyiapkan program Magrib Mengaji untuk mengurangi kenakalan remaja di Jakarta.
Sekretaris Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Basri Baco menjelaskan rincian soal program Magrib Mengaji. Menurutnya, program Magrib Mengaji bertujuan untuk membudayakan kembali tradisi membaca Al-quran dengan memberikan materi pembelajaran membaca Iqro’ dan Al-Qur’an.
Dia mengatakan program ini pernah diterapkan Ridwan Kamil kala menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dan pernah diluncurkan oleh Gubernur Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan.
"Program ini bertujuan untuk menggantikan tradisi berkumpulnya anak-anak di masjid setelah magrib hingga isya'. Daripada mereka sibuk main gadget, kita arahkan untuk belajar atau mengaji Al-quran," kata Basri Baco, Selasa (1/10/2024).
Pelajar nantinya akan diberi buku monitoring dari sekolah yang berisi batas akhir mengaji, tanda tangan guru ngaji dan diketahui oleh orang tua.
Basri mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk mengurangi kenakalan remaja seperti tawuran, geng motor, mabuk miras, narkoba dan lainnya.
Baca Juga
Selain itu, Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji, lantaran akan diberi honor yang dianggarkan Pemerintah Provinsi Jakarta.
"Ya, para guru ngaji ini kan nantinya akan dikasih honor ya. Jadi, kesejahteraan mereka juga akan diperhatikan," kata pria yang juga menjabat sekretaris DPD Partai Golkar Jakarta ini.
Di lain sisi, Basri merespon pernyataan Pramono Anung, cagub nomor urut 3 di Pilkada Jakarta. Basri berpendapat bahwa Pramono gagal paham dengan menuturkan program ini akan membebani pelajar lantaran tetap belajar di sekolah sampai magrib.
"Pramono ini gagal paham. Nggak begitu konsepnya. Siswa tetap belajar di sekolah seperti biasa dan pulang juga sama seperti biasa. Hanya saja, ketika sudah sampai rumah, pelajar diharuskan mengaji di masjid, mushala atau ke guru ngaji di sekitar tempat tinggal masing-masing," jelasnya.
Pasalnya, pada Sabtu (28/9) Pramono sempat menyinggung program Magrib Mengaji di hadapan warga di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
"Sama sekali tidak. Bahwa ada yang mengusulkan untuk sampai magrib di SMA-nya, kemudian mengaji, ya silakan lah mereka saja, kami tidak," ujar Pramono.
Lanjutnya, Pramono mengatakan bahwa dalam Pilkada adalah bagaimana dalam membangun Jakarta.
"Karena bagi kami yang namanya Pilgub ini bukan hal yang bersifat keagamaan, tetapi inilah bagaimana membangun Jakarta menjadi lebih baik," ucapnya.