Bisnis.com, JAKARTA — Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung mengungkap sumber dana program Jakarta Fund yang ingin dibuatnya apabila memenangkan Pilkada Jakarta 2024.
Saat berkampanye di Ancol Barat, Sabtu (12/10/2024), Pramono mengungkap bahwa program Dana Abadi Jakarta itu akan berasal dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) APBD Jakarta.
Berdasarkan catatan Bisnis, APBD Jakarta merupakan yang terbesar dibandingkan dengan provinsi lainnya. Dalam lima tahun terakhir saja, APBD Jakarta tercatat kurang lebih Rp80 triliun.
"Dana SILPA-nya APBD Jakarta yang rata-rata Rp5 triliun—6 triliun setiap tahunnya kenapa enggak diambil Rp3 triliun untuk Jakarta Funding," jelas Pramono dikutip dari siaran pers, Minggu (13/10/2024).
Menurut Mantan Sekretaris Kabinet Kerja dan Indonesia Maju itu, penerimaan APBD Jakarta selama ini hanya bergantung kepada pajak, retribusi, dan deviden BUMD.
"Jakarta harus mempunyai temuan-temuan baru inovasi baru untuk menambah income atau revenue," kata Pramono.
Baca Juga
Pramono lalu menyebut konsep Jakarta Fund akan mirip dengan yang dikelola oleh Indonesia Investment Authority (INA) atau lembaga sovereign wealth fund Indonesia untuk pembangunan.
Beberapa waktu lalu Pramono mengungkapkan bahwa dana kelolaan INA telah berkembang pesat menjadi Rp150 triliun dari saat diinisiasi pada 2,5 tahun lalu, dengan pengelolaan yang profesional dan terbuka.
Berdasarkan data INA, modal awal yang seluruhnya dari penyertaan modal negara (PMN) adalah Rp75 triliun, yang dilakukan secara bertahap pada 2021, hingga mampu mencapai Rp147,6 triliun atau setara US$9,6 miliar pada akhir 2023.
Konsep serupa, terangnya, bisa diterapkan di Jakarta lewat dana abadi. Dengan total APBD sekitar Rp86 triliun, Jakarta dinilai memiliki modal dasar yang baik.
Politisi PDI Perjuangan (PDIP) itu mencatat, APBD Jakarta ada Rp85 triliun sampai Rp86 triliun, sedangkan SILPA Jakarta Rp5 triliun sampai Rp6 triliun setiap tahun.
"Kenapa tidak diambil Rp2 triliun sampai Rp3 triliun untuk modal dasar untuk 'Jakarta Fund'," kata pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR itu.
Jika dikelola secara profesional, ujar Pramono, dana ini nanti digunakan untuk keperluan seperti berkebudayaan, berkesenian dan lainnya termasuk pendidikan. Konsep dana abadi Jakarta akan mampu mendukung pengembangan kegiatan kesenian dan kebudayaan di Jakarta.
"Kalau itu bisa dilakukan, Indonesia [INA] saja bisa sampai Rp150 triliun. Kalau 'Jakarta Fund' dikelola secara transparan dan terbuka, hire [mempekerjakan] orang-orang profesional, saya yakin nggak sampai dua tahun dapat Rp20 triliun itu gampang sekali," katanya pada kesempatan berbeda.