Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan angka kunjungan turis mancanegara sebesar 3 juta kunjungan pada tahun ini. Padahal, anggaran promosi wisata tidak besar.
Dari Rp1,2 triliun anggaran yang diajukan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya DKI, hanya setengahnya yang disetujui. Pemangkasan terbesar terjadi pada anggaran promosi wisata di luar negeri yang bahkan ditiadakan.
Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat menuturkan promosi Jakarta dengan mendatangi negara luar tidak diperlukan. Menurutnya, promosi bisa dilakukan melalu media elektronik dan media sosial. Dia memastikan perbaikan infrastruktur pariwasata yang dilakukan sebagai langkah untuk menarik wisatawan.
“Promosi itu tidak harus kesana [luar negeri], kan bisa lewat media. Melalui web, media sosial, melalui iklan. Kalau kesana itu namanya bukan promosi tapi ngelencer itu,” ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Kepala Disparbud DKI Purba Hutapea mengatakan anggaran terbesar dipakai untuk pembangunan infrastruktur di Taman Ismail Marzuki dan Setu Babakan. Hal ini sesuai dengan pembangunan budaya multi-kultur yang dicanangkan yakni lanjutan pembangunan pusat kebudayaan dan perkampungan Betawi.
“Perluasan di Setu Babakan akan ada beberapa tahap sesuai dengan master plan. Anggarannya puluhan miliar lah,” ujarnya.
Maryanto, Koordinator Pengawas Pembangunan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, mengatakan pembangunan kawasan wisata yang dimulai sejak tiga tahun lalu ditargetkan rampung pada 2016.
3 Zona
Pembangunan Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan terbagi dalam tiga zona. Zona A seluas 3,2 hektare difungsikan sebagai pengenalan dan pengembangan budaya Betawi seperti museum, galeri, dan ruang serba guna.
Zona B diproyeksikan sebagai pusat kuliner dan Pedagang Kaki Lima seluas 3.700 m2 dan Zona C berupa pulau perkampungan Betawi seluas 2,3 ha yang berada di tengah danau.
“2015 akan selesai Zona A, kemudian pada 2016 Zona C akan menjadi prioritas menyusul Zona B yang sekarang sedang tahap pembebasan lahan,” tuturnya.
Dengan ribuan pengunjung setiap harinya, dia berharap promosi budaya Betawi bisa digencarkan oleh Pemprov DKI, terlebih selama ini belum banyak tergali potensi wisata budaya.
“Budaya Betawi ini cukup besar potensinya sebagai pariwisata. Namun belum banyak terpromosikan,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta memperlihatkan angka kunjungan wisman ke Ibu Kota dalam tiga bulan terakhir dibawah 200 ribu tiap bulannya. Dengan target 3 juta kunjungan, setidaknya Pemprov DKI harus berhasil mendatangkan 250 ribu kunjungan per bulan. (Bisnis.com)
BACA JUGA:
Tahun Ini BPOM Fokus Awasi Produk Jamu
Ini Manfaat Sisihkan Waktu untuk Diri Sendiri
Inilah Cewek Otak Peredaran Uang Palsu di Bali