Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakai Bahasa Toilet Saat Diwawancara, Ahok: Saya Minta Maaf

Pakai Bahasa Toilet Saat Diwawancara, Ahok: Saya Minta Maaf
Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama menyampaikan pidato pembukaan pada musyawarah pimpinan di Balai Agung, Jakarta, Kamis (12/3)./Antara
Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama menyampaikan pidato pembukaan pada musyawarah pimpinan di Balai Agung, Jakarta, Kamis (12/3)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meminta maaf terkait perkataan kasarnya dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi nasional, Rabu, 18 Maret 2015. "Kalau ada yang merasa tersinggung, atau merasa tak suka perkataan saya membawa bahasa toilet, saya minta maaf," katanya di Balai Kota, Jumat, 20 Maret 2015.

Ia terpaksa melontarkan perkataan kasar sebab dia jengah dengan kondisi masyarakat yang begitu miskin, tapi pejabatnya tak peduli. Bahkan, di tengah kondisi itu masih saja ada pejabat yang korupsi. "Pejabat nyolong uang gila-gilaan," katanya. Kelakuan oknum pejabat korup itu dibalut dengan perilaku mereka yang santun dan lemah lembut. "Santun gaya bahasa agama."

Tak tahan dengan kondisi itu, kat Ahok, keluarlah perkataan kasar dari mulutnya. "Kamu muak enggak kira-kira? Nah itu ungkapan perasaan saya yang sudah enggak tahan. Kalomenurut teman-teman saya, bilang saya masih lumayan keluarin bahasa toilet," ucap dia.

Ahok juga menjelaskan atas dasar kemarahan itu, ia lantas memutuskan terjun ke dunia politik. "Saya bisa masuk ke politik karena kemarahan. Saya sebagai pengusaha enggak mampu menolong rakyat miskin," kata dia.

Ahok memulai karier politiknya dengan masuk Partai Perhimpunan Indonesia Baru pada 2004. Dengan partai itu, ia berhasil melenggang menjadi anggota DPRD Belitung Timur, yang kemudian menjadi bupati daerah itu. Pada 2008, Ahok pindah ke Partai Golkar. Ia terpilih menjadi anggota DPR dan duduk di Komisi Pemerintahan.

Empat tahun kemudian, ia pindah ke Partai Gerindra dan ikut mencalonkan diri pada pilkada 2012 menjadi wakil gubernur berpasangan dengan Joko Widodo. Karier politik di Gerindra tak lama, pada 2014 dia mengundurkan diri karena perbedaan pandangan terkait RUU Pilkada. Di tahun yang sama, Ahok menggantikan Jokowi sebagai gubernur Jakarta karena Jokowi terpilih sebagai Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper