Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cara Ahok Serap Anggaran dalam Waktu Singkat

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memprioritaskan pembelian lahan untuk meningkatkan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2015.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bertemu dengan tenaga profesional dari Indonesia yang bekerja di Singapura/ahok.org
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bertemu dengan tenaga profesional dari Indonesia yang bekerja di Singapura/ahok.org

Bisnis.com, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memprioritaskan pembelian lahan untuk meningkatkan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2015.

Opsi ini dipilih lantaran membutuhkan waktu yang lebih singkat ketimbang membangun infrastruktur.

“Kalau mau lelang lagi, tak keburu,” katanya di Balai Kota pada Rabu (28/10/2015).

Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri sudah mengembalikan evaluasi anggaran perubahan yang diajukan pemerintah DKI. Total anggaran perubahannya Rp65,3 triliun, berkurang Rp3,98 triliun dari APBD 2015.

Ahok menjelaskan, selisih nilai itu disebabkan menurunnya target pendapatan dan dana bagi hasil dari pemerintah pusat. Akibatnya, pemerintah DKI menyesuaikan nilai belanja langsung dan tidak langsung.

Caranya, kata Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Heru Budi Hartono, pemerintah menghemat beberapa pos pengeluaran. Nilai belanja pegawai berkurang Rp1,9 triliun dari Rp18,5 triliun. Sebab, penyerapan tunjangan kinerja dinamis hanya 80%.

“Kami alihkan ke sektor produktif,” ujar Heru.

Ahok meminta Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah mencoret kegiatan pembangunan infrastruktur yang tahap lelangnya baru dimulai pada triwulan terakhir.

Contoh kegiatan yang yang dicoret dan dialihkan ke anggaran tahun berikutnya adalah rehabilitasi gedung sekolah dan pembangunan tanggul raksasa tipe A.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Tuty Kusumawati, mengatakan dua kegiatan itu dicoret karena persiapannya belum selesai. Pembangunan sekolah ditunda lantaran penyusunan harga satuannya belum sesuai standar yang ditetapkan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.

Khusus pembangunan tanggul, Tuty belum bisa memastikan programnya bakal tercantum dalam anggaran tahun depan. Gambar kerja detail atau detail engineering design yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane belum selesai. Proyek itu bernilai Rp 1,3 triliun.

Ketimbang membangun tanggul, Tuty mengatakan, Dinas Tata Air akan berkonsentrasi menambal tanggul yang sudah dibangun di pantai utara Jakarta.

“Penambalan juga bisa lebih cepat selesai,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper