Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Pengolahan Air Laut Kepulauan Seribu Dibangun 2018

Pemprov DKI siap membangun teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar atau Seawater Reverse Osmosis (SWRO) di tiga titik Kepulauan Seribu pada 2018.
Bandara Pulau Panjang di Kepulauan Seribu/beritajakarta
Bandara Pulau Panjang di Kepulauan Seribu/beritajakarta

Bisnis.com, JAKARTA- Pemprov DKI siap membangun teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar atau Seawater Reverse Osmosis (SWRO) di tiga titik Kepulauan Seribu pada 2018.

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan lokasi yang akan dibangun SWRO tersebut antara lain Pulau Tidung, Pulau Harapan dan Pulau Kelapa.

Dia menegaskan pembangunan tiga titik SWRO tersebut harus terlaksana seiring pada dua tahun ke belakang pembangunan teknologi serupa dinilai gagal akibat wanprestasi yang dilakukan pengembang.

"Kami inginnya pembangunan SWRO ini ada di sembilan titik di Kepulauan Seribu. Tapi bertahap lah tiga pulau dulu. Nanti kalau berhasil ya tentu berlanjut," ujarnya kepada Bisnis di Balai Kota, Senin (21/8).

Teguh menuturkan pada proyek pembangunan SWRO tersebut pihaknya meminta Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI menyeleksi pemenang tender secara ketat.

Dia memaparkan, pihaknya telah menarik kembali anggaran sekitar Rp97 miliar untuk pembangunan sembilan SWRO yang gagal dilaksanakan akibat pengembang yang abal-abal dan tidak berhasil merampungkan proyek.

"Harapannya awal tahun depan lelang pengembang proyek ini benar-benar bonafid. Untuk proyek tiga SWRI ini kami sudah siapkan Rp9 miliar," paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama PD Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Erlan Hidayat mengatakan SWRO yang dikelolanya Pulau Untung Jawa dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat belum optimal.

Dia mencatat ada dua persoalan yang selama ini menghambat peningkatan pelayanan SWRO di Pulau Untung Jawa antara lain kurangnya debit air baku yang diambil dari sumur pantai sehingga ketika diproduksi sebagian air tetap asin.

"Kedua, ketika sumur dibor untuk bahan baku ternyata airnya mengandung besi. Nah itu diperlukan treatment khsusus sebelum airnya masuk SWRO," paparnya.

Menurutnya, proses pengolahan air dengan teknologi SWRO dimulai dari pengambilan air baku dari laut yang disaring melalui micro filtrasi. Saringan itu untuk mengurangi butiran-butiran polutan yang diolah dengan membran ultra filtrasi untuk mengurangi kekeruhan.

Sementara proses terakhir adalah pemisahan garam-garam dengan membran reverse osmosis yang selanjutnya ditampung di reservoir bawah dan reservoir atas untuk didistribusikan ke pelanggan melalui jaringan perpipaan.

Dia menuturkan SWRO yang dikelola Pam Jaya masih mencapai sekitar 50.000 liter per hari dari target 200.000 liter per hari. Menurutnya, untuk lokasi Kepulauan Seribu paling maksimal produksi air mencapai 110.000 liter per hari selama air baku dan treatment yang memadai.

Erlan memaparkan saat ini jumlah sambungan rumah yang siap dilayani sebanyak 310 pelanggan dan ditargetkan akan bertambah sebanyak 182 pelanggan di tahun 2017 ini.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta Pam Jaya untuk menguji kadar air hasil produksi SWRO agar bisa dikonsumsi masyarakat di Kepulauan Seribu terutama di Pulau Untung Jawa.

Menurutnya, sesuai hasil rapat pimpinan, masyarakat mengeluhkan kualitas hasil penyulingan air laut yang berkadar kandungan unsur padat tinggi sehingga harus mengeluarkan tambahan untuk mendapatkan air bersih.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper