JAKARTA: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta optimistis 153 pasar tradisional milik PD Pasar Jaya dengan total aset lebih dari Rp2 triliun akan menjadi usaha ritel raksasa di Ibu Kota pada 5 tahun mendatang, sehingga lebih dirasakan manfaatnya oleh para pedagang dan pelanggannya.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan pemprov optimitis karena PD Pasar Jaya telah menyusun dan melaksanakan program peremajaan pasar secara sistimatis, membantu pedagang untuk mendapatkan akses permodalan dan mengatasi aturan yang menghambat kemajuan pasar.
"Dengan program peremajaan pasar yang disusun secara sistematis serta membantu pedagang untuk mendapatkan kredit permodalan, maka dalam lima tahun ke depan akan menjadi ritel handal dan terbesar di DKI," katanya pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-45 PD Pasar Jaya di Pantai Festival, Ancol Jakarta, hari ini.
Fauzi pada perayaan hari jadi pasar tradisional yang dihadiri 7.500 pedagang dan karyawan PD Pasa Jaya itu juga meresmikan dan menandatangani 14 prasasti pasar tradisional. Pasar tersebut merupakan bagian dari 26 pasar tradisional yang telah diremajakan pada periode 2009-2011.
Menurutnya, para pedagang harus ikut menjaga dan merawat pasar yang telah diremajakan dengan semangat kuat untuk membangun budaya baru yang siap bersaing, baik dengan sesama pedagang pasar tradisional maupun dengan pasar modern.
Kepada manajemen PD Pasar Jaya, lanjutnya, hendaknya dapat memanfaatkan aset yang ada secara baik agar tidak menjadi terlantar. Sebab, sampai saat ini masih terlihat sejumlah pasar tradisional yang belum dimanfaatkan secara optimal sesuai fungsinya.
Sementara itu Dirut PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengatakan pihaknya tengah merehabilitas 26 pasar tradisional yang dijadwalkan rampung pada akhir 2012, kemudian dilanjutkan 45 pasar yang lain sehingga pada 2014 tidak ada lagi pasar tradisional yang kumuh, becek dan semerawut.
“Kami harapkan pada 2014 tidak ada ditemukan lagi pasar tradisional yang terkesan kumuh, becek, bau dan semrawut. Semua upaya ini dilakukan demi untuk peningkatan pelayanan kepada konsumen,” tegasnya.
Menurutnya, perkembangan pusat perbelanjaan modern seperti hypermarket, supermarket dan minimarket di Jakarta cukup pesat. Namun, ironisnya ritel modern itu tumbuh di sekitar pasar tradisional, sehingga menjadikan pesaing berat bagi pedagang pasar tradisional.
Bahkan, kehadiran pasar modern juga menjadi ancaman bagi kelangsungan pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya. Untuk itu, imbuhnya, perusahaan daerah milik Pemprov DKI tersebut akan terus mengubah penampilan pasar agar tidak kalah dengan pasar modern.
Djangga menjelaskan 14 pasar yang diresmikan adalah Pasar Melawai Blok M, Pasar Cidodol dan Pasar Lenteng Agung di Jakarta Selatan, Pasar Tomang Barat, Pasar Pejagalan, Pasar Kedoya dan Pasar Perniagaan di Jakarta Barat.
Selanjutnya di Jakarta Timur yaitu Pasar Palmeriam, Pasar Jambul Baru, Pasar Cipinang Muara, Pasar Cipinang Besar dan Pasar Ciracas dan di Jakarta Utara adalah Pasar Pademangan Barat serta di Jakarta Pusat yaitu Pasar Johar Baru.
“Kini seluruh pasar tersebut telah beroperasi dengan penampilan baru dan jumlah pengunjungnya pun cenderung meningkat dari sebelumnya. Dan yang terpenting adalah kesan kumuh, becek, semrawut sudah tidak ada lagi di 26 pasar tersebut,” ujarnya. (sut)